NERACA
Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) lebih dari Rp2 triliun untuk menyelesaikan sejumlah proyek ekspansi yang ditargetkan rampung dalam beberapa tahun ke depan. “Capex tahun ini sebetulnya sebagian besar itu adalah untuk pembangunan Mayapada Hospital Jakarta Selatan Tower 3, terus untuk permulaan Mayapada Pulau Batam International Hospital,”kata Direktur Utama SRAJ, Navin Sonthalia di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, perseroan saat ini tengah mengejar proyek groundbreaking Mayapada Hospital Jakarta Selatan Tower 3, groundbreaking Mayapada Pulau Batam International Hospital, hingga Mayapada Hospital Jakarta Timur yang ditargetkan beroperasi pada awal 2026. Adapun untuk keberlanjutan proyek RS Mayapada Jakarta Selatan Tower 3 dan RS Mayapada Pulau Batam, perseroan menganggarkan capex sebesar Rp2 triliun, dalam jangka waktu 2—3 tahun.
Capex untuk kebutuhan operasional perseroan dianggarkan 15—20% dari pendapatan SRAJ. Dengan beragam proyek yang ditargetkan perseroan pada beberapa tahun mendatang, Navin cukup percaya diri bahwa perseroan bisa bertumbuh sebesar 2 digit pada 2025. Hanya saja, lanjutnya masih dalam proses memprediksi kondisi bisnis kesehatan pada 2025.
Menurutnya, pertumbuhan double digit bigger akan dipengaruhi oleh kondisi persaingan bisnis nantinya.”Itu tergantung situasi bisnis juga. Banyak proyek itu adalah proyek-proyek yang akan mulai tahun 2027,” katanya.
Adapun sepanjang 2024, perseroan mencatatkan kinerja rugi bersih sebesar Rp23,51 miliar pada 2024. Berdasarkan laporan keuangan, rugi bersih SRAJ pada 2024 itu menipis 38,91% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan rugi bersih pada 2023 sebesar Rp38,49 miliar. Padahal, SRAJ mencatatkan pendapatan yang naik 25,77% YoY menjadi Rp3,14 triliun pada 2024, dibandingkan Rp2,5 triliun pada 2023.
Emiten pengelola rumah sakit Mayapada Group milik Dato Sri Tahir itu telah mencatatkan beban pendapatan sebesar Rp2,23 triliun pada 2024, membengkak dari beban pendapatan pada 2023, sebesar Rp1,78 triliun. Setelah dikurangi beban penjualan sebesar Rp44,77 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp689,14 miliar, serta beban keuangan sebesar Rp173,86 miliar, maka SRAJ membukukan rugi sebelum pajak sebesar Rp2,64 miliar.
Pada kuartal I/2025, perseroan juga masih mencatatkan kerugian sebesar Rp28,5 miliar. Kendati mencatatkan pendapatan yang naik 7,2% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp800,4 miliar hingga kuartal I/2025, perseroan mencatatkan beban langsung sebesar Rp572,1 miliar hingga kuartal I/2025 membengkak 10% yoy dari beban langsung sebesar Rp519,8 miliar pada kuartal I/2024.
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, emiten produk sanitasi PT Surya Toto Indonesia Tbk. (TOTO) menyiapkan belanja modal Rp180 miliar…
NERACA Jakarta –Prospek laba PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) di tahun 2025’ diyakini cemerlang, seiring terlaksananya aksi…
NERACA Jakarta – Menyusul rencana PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) yang bakal go private, PT Joyo Agung Permata (JAP)…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, emiten produk sanitasi PT Surya Toto Indonesia Tbk. (TOTO) menyiapkan belanja modal Rp180 miliar…
NERACA Jakarta –Prospek laba PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) di tahun 2025’ diyakini cemerlang, seiring terlaksananya aksi…
NERACA Jakarta – Menyusul rencana PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) yang bakal go private, PT Joyo Agung Permata (JAP)…