Stimulus Ekonomi Perlu Dibarengi Peningkatan Belanja Pemerintah

 

NERACA

Jakarta - Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian mengatakan stimulus ekonomi perlu diikuti dengan upaya peningkatan belanja pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada 2025. "Setelah stimulus ekonomi dan berlanjutnya deflasi, peningkatan belanja pemerintah di paruh kedua tahun 2025 adalah kunci," kata Fakhrul sebagaimana dikutip Antara, akhir pekan kemari.

 

Di tengah perlambatan ekonomi global, dukungan dari pemerintah untuk perekonomian domestik adalah kunci. Ia meyakini bahwa kunci dari pembaikan ekonomi, sudah dimulai dari pemberian stimulus ekonomi sebesar Rp24 triliun baik itu untuk transportasi, subsidi upah, bantuan sosial dan diskon iuran.

 

Menurut Fakhrul, hal itu baru saja awal, dan stimulus ini saja belum cukup. Hal yang harus dilakukan selanjutnya oleh pemerintah adalah meningkatkan belanja pemerintah yang sempat tertunda di awal tahun karena realokasi anggaran.

 

Kembalinya belanja pemerintah akan mendorong kembali pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di sektor-sektor yang sebelumnya terdampak seperti konstruksi, perhotelan dan perdagangan. "Kami sangat mengharapkan belanja pemerintah mencapai full throttle di paruh kedua tahun 2025," ujarnya.

 

Selain itu, peningkatan belanja pemerintah diharapkan bisa menjadi pengubah persepsi penting untuk para pelaku ekonomi. Di sisi pasar modal, minat investor baik asing maupun lokal sudah tinggi untuk Indonesia, dan semuanya menunggu kabar baik dari pemerintah.

 

Kalau ekspektasi perbaikan tercapai, arus modal asing akan kembali ke Indonesia, di tengah goncangan global yang ada.

 

Fakhrul memperkirakan, dengan adanya perbaikan ekonomi, seharusnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa terus menguat ke bawah Rp16.000, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menguat ke level 7.750. "Eksekusi belanja yang transparan dan tepat sasaran sangat ditunggu," katanya.

 

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan pemberian paket insentif dan stimulus ekonomi senilai Rp24,44 triliun guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional tetap positif selama Juni-Juli.

 

Menkeu Sri Mulyani merinci lima paket stimulus tersebut antara lain diskon transportasi, diskon tarif tol, tambahan bansos, Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

 

BERITA TERKAIT

Evaluasi Menyeluruh Izin Tambang di Raja Ampat

  NERACA Jakarta - Anggota Komisi XII DPR RI Alfons Manibui menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pemberian izin tambang di…

11 Program Prioritas Prabowo Serap Anggaran Rp446,24 Triliun

  NERACA Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan 11 program prioritas Presiden Prabowo Subianto menyerap dana sebesar Rp446,24…

Keanggotaan OECD Disebut Buka Pasar dan Investasi Global

  NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Evaluasi Menyeluruh Izin Tambang di Raja Ampat

  NERACA Jakarta - Anggota Komisi XII DPR RI Alfons Manibui menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pemberian izin tambang di…

11 Program Prioritas Prabowo Serap Anggaran Rp446,24 Triliun

  NERACA Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan 11 program prioritas Presiden Prabowo Subianto menyerap dana sebesar Rp446,24…

Keanggotaan OECD Disebut Buka Pasar dan Investasi Global

  NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan…