Danantara Targetkan Investasi Rp81,54 Triliun di 2025

NERACA

Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) menargetkan untuk melakukan investasi senilai 5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp81,54 triliun (kurs: Rp16.309 per dolar AS) pada tahun 2025.

“Saat ini kita melihat untuk tahun 2025 diharapkan kita bisa melakukan investasi sekitar 5 miliar dolar AS, dalam 6- 9 bulan yang tersisa,” ujar Managing Director Danantara Indonesia Arief Budiman dalam acara bertajuk "Simposium Nasional Sumitronomics dan Arah Ekonomi Indonesia" di Jakarta, sebagaimana dikutip Antara, kemarin.

Arief mengungkapkan, investasi akan dialokasikan untuk delapan sektor utama, diantaranya minerals termasuk hilirisasi, renewables energy, digital infrastructure, health care, financial services, infrastructure utilities, industrial estate, serta food sebagai bagian dari food and agriculture.

Adapun, sektor yang akan disasar dilihat dari beberapa faktor, di antaranya terkait dampaknya terhadap perekonomian nasional, seberapa besar imbal hasilnya (return), serta peluangnya. “Financial services bukan untuk berinvestasi di bank atau di industri keuangan, tapi bagaimana kita mengembangkan instrumen-instrumen untuk bisa memperdalam pasar keuangan,” jelas Arief.

Arief memproyeksikan dividen yang akan diterima oleh Danantara Indonesia dari perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai Rp120 triliun pada tahun ini. Pihaknya akan berusaha meningkatkan nilai tambah dari dividen yang diterima tersebut melalui investasi yang dilakukan di sektor- sektor strategis nasional.

“Ekspektasinya adalah, dari kontribusi kita di tahun ini kurang lebih dividen yang dikontribusikan adalah Rp120 triliun, bagaimana kita bisa meningkatkan nilai kontribusi dividen ini yang akan dikelola dan di re-investasikan kembali oleh Danantara,” ujar Arief.

Selain mengelola dividen, Arief menjelaskan Danantara Indonesia juga difungsikan untuk menarik co-investment (investasi bersama), baik berupa uang maupun capability dan competitiveness yang tidak ada di Indonesia tapi sangat dibutuhkan oleh Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Ia mengatakan seperti itulah upaya Danantara Indonesia dalam menerjemahkan ide-ide Begawan Ekonomi Sumitro Djojohadikusumo, bagaimana aset-aset BUMN dikonsolidasikan, dan menciptakan nilai tambah dengan mengoptimalkan aset yang ada dan menginvestasikan ke dalam area-area yang penting dan strategis buat Indonesia.

“Dalam proses itu, ada inovasi, ada investasi di teknologi, ada human capital, dan diharapkan dalam lakukan ini kita menjadi penggerak yang lebih aktif untuk pembangunan dan juga untuk kemakmuran Indonesia bersama,” ujar Arief.

BERITA TERKAIT

Akuisisi LandLogic, WGSH Berencana Bangun Valley City View

  NERACA Jakarta - Menutup semester pertama tahun 2025, PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH), juga dikenal dengan nama WGS…

Dua Instrumen Moneter Syariah Tunjukkan Perkembangan Positif

NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa dua instrumen moneter berbasis syariah yakni Sukuk Bank Indonesia (SukBI) dan Sukuk…

Pemerintah Sederhanakan Aturan Kepabeanan Barang Bawaan Penumpang

  NERACA Jakarta - Pemerintah menyederhanakan regulasi melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2025 yang mengubah ketentuan pengenaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Akuisisi LandLogic, WGSH Berencana Bangun Valley City View

  NERACA Jakarta - Menutup semester pertama tahun 2025, PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH), juga dikenal dengan nama WGS…

Dua Instrumen Moneter Syariah Tunjukkan Perkembangan Positif

NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa dua instrumen moneter berbasis syariah yakni Sukuk Bank Indonesia (SukBI) dan Sukuk…

Pemerintah Sederhanakan Aturan Kepabeanan Barang Bawaan Penumpang

  NERACA Jakarta - Pemerintah menyederhanakan regulasi melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2025 yang mengubah ketentuan pengenaan…