NERACA
Jakarta - Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menyatakan kesiapan membangun ekosistem logistik berbasis rel guna mendukung efisiensi biaya logistik dan menjawab tantangan distribusi barang lintas wilayah Indonesia. Didiek mengatakan bahwa Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah menekankan bahwa kebijakan terhadap kendaraan truk "over dimension over loading" (ODOL) segera diterapkan pada tahun 2026.
"Kereta api siap menyambut itu. Semoga ekosistem transportasi yang berbasis rel bisa memberikan efisiensi, menekan biaya logistik di Indonesia," kata Didiek ditemui di sela peluncuran buku "Masinis yang Melintasi Badai" di Jakarta, akhir pekan kemarin. Didiek menargetkan angkutan barang atau logistik PT KAI mencapai 69 juta ton pada tahun 2025, dengan 55 juta ton berasal dari batu bara di Sumatera Selatan dan sisanya dari jalur-jalur logistik di Pulau Jawa.
Kendati demikian, dia mengakui membangun ekosistem logistik di Jawa menantang, sebab melibatkan banyak pemangku kepentingan serta persaingan dengan moda transportasi lain yang telah lama beroperasi. "Memang tantangan kereta api nggak mudah. Membangun ekosistem transportasi logistik di Pulau Jawa ini nggak mudah, stakeholder-nya banyak," tuturnya.
Namun, dia menegaskan kebijakan pembatasan kendaraan overdimension dan overload mulai 2026 dinilai menjadi peluang besar untuk memperkuat peran kereta api dalam sistem logistik nasional yang lebih berkelanjutan. KAI optimistis transformasi layanan logistik berbasis rel mampu menjadi solusi jangka panjang dalam mendorong efisiensi, menekan biaya logistik, serta memperkuat daya saing industri nasional.
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat layanan angkutan barang mencapai 21.601.203 ton selama periode Januari hingga April 2025, yang menunjukkan kinerja positif pada sektor logistik melalui moda transportasi kereta api. "Angka itu meningkat 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 21.012.853 ton," kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba di Jakarta, Jumat (2/5).
Menurut dia, peningkatan volume angkutan itu menegaskan peran strategis KAI dalam mendukung ketahanan energi, distribusi logistik nasional, serta pembangunan daerah, dengan batu bara berkontribusi 83,07 persen atau 17.945.049 ton "Batu bara yang kami distribusikan sebagian besar dialokasikan untuk kebutuhan pembangkit listrik di Pulau Jawa dan Bali. Ini merupakan kontribusi nyata KAI dalam menjaga pasokan energi nasional agar tetap andal dan berkelanjutan," ujarnya.
Pemerintah Diminta Mengkaji Usulan Melegalkan Kasino NERACA Jakarta - Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mendorong pemerintah mengkaji…
Ekonomi Islam Tidak Boleh Monopoli dan Spekulatif NERACA Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 Republik Indonesia (RI) Jusuf…
Sistem ERP Buka Akses Koperasi ke Ekosistem Digital Lebih Luas NERACA Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Digital and Cyber Institute…
Pemerintah Diminta Mengkaji Usulan Melegalkan Kasino NERACA Jakarta - Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mendorong pemerintah mengkaji…
Ekonomi Islam Tidak Boleh Monopoli dan Spekulatif NERACA Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 Republik Indonesia (RI) Jusuf…
KAI Siap Bangun Ekosistem Logistik Berbasis Rel NERACA Jakarta - Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menyatakan kesiapan membangun ekosistem…