NERACA
Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target tersebut 10% lebih tinggi dibanding realisasi penjualan PBID tahun 2024 sebesar Rp5,25 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Guna mencapai target penjualan di atas, perseroan akan memperluas pangsa pasar dan jangkauan distribusi, serta meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan brand value dan melakukan efisiensi kegiatan operasional.
PBID membukukan penjualan sebesar Rp1,27 triliun pada kuartal I 2025, turun 0,49% dari Rp1,28 triliun pada periode sama 2024. Laba PBID yang dapat diatribusikan kepafa pemilik entitas induk turun 23,23% menjadi Rp101,77 miliar pada kuartal I 2025 jika dibandingkan Rp132,58 miliar pada kuartal I 2024.
Sementara sepanjang tahun 2024, perseroan meraih laba bersih sebesar Rp 484,97 miliar atau tumbuh 29,61% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp 374,15 miliar. Pertumbuhan bottom line PBID sejalan dengan lonjakan top line. PBID meraih penjualan bersih senilai Rp 5,24 triliun pada 2024, meningkat 11,48% dibandingkan capaian Rp 4,70 triliun pada 2023.
Berdasarkan segmen usaha, penjualan PBID tahun 2024 didapat dari penjualan kemasan plastik senilai Rp 3,48 triliun, biji plastik sejumlah Rp 1,38 triliun dan dari segmen lain-lain sebesar Rp 374,19 miliar. Berdasarkan pasar, penjualan PBID tahun lalu berasal dari penjualan lokal kepada pihak ketiga senilai Rp 4,64 triliun dan pihak berelasi sebesar Rp 463,19 miliar. Selain itu, penjualan ekspor PBID kepada pihak ketiga tercatat sebesar Rp 134,71 miliar.
Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan PBID ikut terdongkrak sebanyak 9,40% (yoy) menjadi Rp 4,19 triliun pada 2024. Hasil ini membuat laba bruto PBID meningkat 21,59% (yoy) dari Rp 864,45 miliar menjadi Rp 1,05 triliun sepanjang tahun lalu.
Pada periode yang sama, beban penjualan PBID naik 10,47% (yoy) menjadi Rp 223,84 miliar serta beban umum dan administrasi yang mengalami kenaikan 15,05% (yoy) menjadi Rp 229,68 miliar. Di sisi lain, pendapatan lain-lain PBID menyusut 18,25% (yoy) menjadi Rp 15,71 miliar. PBID pun meraup laba usaha sebesar Rp 613,35 miliar sepanjang tahun lalu. Meningkat 27,40% dibandingkan laba usaha yang didapat PBID pada 2023 sebesar Rp 481,43 miliar.
Setelah dijumlah dengan pendapatan keuangan, beban keuangan dan pajak penghasilan, PBID membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 487,17 miliar pada 2024. Meningkat 29,57% dibandingkan laba tahun berjalan 2023 sebesar Rp 375,98 miliar.
Sejalan dengan pertumbuhan laba, laba bersih per saham PBID ikut terkerek naik sebanyak 29,60%. Dari Rp 49,89 per saham pada 2023 menjadi Rp 64,66 per saham pada 2024. Sampai dengan 31 Desember 2024, PBID memiliki total aset senilai Rp 3,58 triliun. PBID mempunyai liabilitas sebesar Rp 623,36 miliar dan ekuitas sejumlah Rp 2,96 triliun. Sementara itu, PBID memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 113,34 miliar.
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…