NERACA
Sukabumi - Sepanjang April dan Mei 2025, Kota Sukabumi dilanda sebanyak 59 kali bencana yang tersebar di tujuh Kecamatan. Berdasarkan Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan), yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, dari puluhan kejadian tersebut, paling banyak bencana banjir.
"Periode April hingga Mei 2025, tercatat ada sekitar 59 kejadian bencana alam menimpa Kota Sukabumi," ujar Kepala Pelaksana (kalak) BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Suhendar, kepada Neraca, kemarin.
Suhendar mengatakan, selain banjir yang cuaca ekstrem juga tergolong banyak, kemudian disusul dengan tanah longsor dan kebakaran pemukiman."Untuk banjir dan cuaca ekstrem masing-masing 25 kejadian, tanah longsor sebanyak 7 kejadian, dan kebakaran pemukiman sebanyak 2 kali kejadian," terangnya.
Sedangkan untuk wilayah dengan jumlah bencana yang terbanyak, yakni Kecamatan Cibeureum dengan 15 kejadian, kemudian Baros 13 kejadian, Lembursitu, Cikole dan Kecamatan Citamiang masing-masing 7 kejadian, Warudoyong 6 kejadian, dan Kecamatan Gunungpuyuh paling rendah dengan 4 kali kejadian bencana."Kami telah melakukan penanggulangan bencana mulai dari pra bencana, saat dan pasca bencana dalam bentuk upaya lainnya," akunya.
Selain itu juga, aku Suhendar, pihaknya telah melakukan penanggulangan bencana, mulai dari pra bencana, saat dan pasca bencana dalam berbagai bentuk. Diantaranya, melaksanakan tugas dalam penanganan banjir di sejumlah wilayah Kota Sukabumi, berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Sukabumi, Nomor 188.45/268-BPBD/2024 Tentang Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Cuaca Ekstrem, dan Tanah Longsor di Kota Sukabumi. Kemudian, melakukan rangkaian Posko Kolaborasi Aksi Siaga Bencana (ASB) bersama unsur lainya. Termasuk memberikan stimulan paket sembako, bagi korban terdampak bencana.
"BPBD Kota Sukabumi tidak hentinya mengajak masyarakat untuk lebih proaktif dalam melaporkan potensi bencana. Serta harus tetap waspada. Terutama, disaat musim penghujan ditandai dengan intensitas tinggi, yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi. Seperti, Cuek Balong (Cuaca Ekstrem, Banjir dan Longsor)," pungkasnya. Arya
Pulau Sabira, Benteng Pelestarian Penyu Sisik di Utara Jakarta NERACA Kepulauan Seribu — Saat gelap malam perlahan menyelimuti Pulau…
NERACA Jakarta - Pemerintah berharap pengembangan Kawasan Rebana di Jawa Barat (Jabar) sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional seiring dengan…
NERACA Kabupaten Bekasi - Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menyebutkan deflasi yang turut melanda daerah itu lebih disebabkan oleh…
Pulau Sabira, Benteng Pelestarian Penyu Sisik di Utara Jakarta NERACA Kepulauan Seribu — Saat gelap malam perlahan menyelimuti Pulau…
NERACA Jakarta - Pemerintah berharap pengembangan Kawasan Rebana di Jawa Barat (Jabar) sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional seiring dengan…
NERACA Sukabumi - Sepanjang April dan Mei 2025, Kota Sukabumi dilanda sebanyak 59 kali bencana yang tersebar di tujuh Kecamatan.…