NERACA
Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara melaporkan penyaluran gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN)/TNI/Polri dan pensiunan telah terealisasi sebesar Rp32,8 triliun dari alokasi anggaran Rp49,4 triliun. “Pada bulan ini, pemerintah telah mulai membayarkan gaji ke-13 bagi ASN pusat dan ASN daerah, dan sudah terealisasi sampai saat ini sebesar Rp32,8 triliun,” kata Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Juni 2025, sebagaimana dikutip, kemarin.
Secara rinci, gaji ke-13 untuk ASN pusat telah tersalurkan secara penuh dengan nilai Rp14,05 triliun yang diterima oleh 1,99 juta pegawai. Sementara gaji ke-13 untuk ASN daerah baru terealisasi sebesar 48,4 persen dengan nilai Rp7,15 triliun yang diterima oleh 1,72 juta pegawai. Penyaluran gaji ke-13 untuk ASN daerah belum tersalurkan sepenuhnya lantaran baru 264 dari 546 pemerintah daerah (pemda) yang telah melakukan pembayaran. “Kami berharap bahwa seluruh pemda akan menyelesaikan gaji ke-13 ASN daerahnya pada bulan Juni ini,” ujar Suahasil.
Untuk pensiunan, penyaluran melalui PT Taspen tercatat sebesar Rp10,25 triliun atau 98,1 persen dari target dan telah diterima oleh 3,10 juta penerima manfaat. Adapun yang disalurkan melalui PT Asabri tercatat sebesar Rp1,35 triliun atau 95,1 persen kepada 474 ribu penerima manfaat.
Sebagai catatan, belanja negara dalam APBN telah tersalurkan sebesar Rp1.016,3 triliun atau 28,1 persen dari target Rp3.621,3 triliun. Meski nilai realisasi masih jauh dari target, mempertimbangkan paruh pertama tahun hampir berlalu, namun nilai itu meningkat sekitar Rp200 triliun dari realisasi April sebesar Rp806,2 triliun.
Belanja pemerintah pusat (BPP) tersalurkan sebesar Rp694,2 triliun (25,7 persen dari target), yang disalurkan melalui belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp325,7 triliun dan belanja non-K/L Rp368,5 triliun. Sementara belanja transfer ke daerah (TKD) terealisasi sebesar Rp322 triliun (35 persen dari target).
Pendapatan negara tercatat sebesar Rp995,3 triliun atau 33,1 persen dari target APBN Rp3.005,1 triliun. Nilai itu melambat bila dibandingkan kinerja April. Pendapatan pada Mei bertambah senilai Rp184,8 triliun dalam sebulan, sedangkan pada April bertambah hampir Rp300 triliun. Dengan demikian, APBN mengalami defisit sebesar Rp21 triliun atau 0,09 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada Mei 2025.
Perlu Kemudahan Usaha Migas untuk Wujudkan Swasembada Energi NERACA Jakarta - Pakar ekonomi dan bisnis Universitas Hasanuddin, Profesor Hamid Paddu…
Defisit Fiskal Disebut Masih Terkendali NERACA Jakarta - Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja…
Penerimaan Pajak Anjlok 10,13%, Ekonomi Melemah? NERACA Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak pada Mei 2025 sebesar Rp683,3 triliun,…
Perlu Kemudahan Usaha Migas untuk Wujudkan Swasembada Energi NERACA Jakarta - Pakar ekonomi dan bisnis Universitas Hasanuddin, Profesor Hamid Paddu…
Defisit Fiskal Disebut Masih Terkendali NERACA Jakarta - Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja…
Penerimaan Pajak Anjlok 10,13%, Ekonomi Melemah? NERACA Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak pada Mei 2025 sebesar Rp683,3 triliun,…