Memenuhi asupan gizi pada anak tidak hanya mengandalkan jajanan dari luar dan justru sebaliknya semua berawal dari makanan yang disajikan dari rumah. Konsultan Nutrisi Metabolik Anak dr. Yoga Devaera, Sp.A(K) mengingatkan bahwa konsumsi makanan sehat pada anak dimulai dari rumah atau keluarga."Tentu prinsipnya kita memberikan makan sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi,"ujar Yoga dalam diskusi daring di Jakarta, kemarin.
Dirinya yang merupakan konsultan nutrisi metabolik anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo mengatakan, pemberian makanan yang sehat dimulai dari keluarga. Orang tua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Misalnya, manfaat makanan yang mengandung protein hewani dan cara pengolahan yang bersih dan tepat sehingga tidak berisiko menimbulkan penyakit dalam keluarga. Orang tua perlu memerhatikan masa simpan daging dan memasaknya sampai matang. Ketika membuat makanan pendamping ASI (MPASI) yang dibuat langsung untuk satu hari, orang tua harus benar-benar memperhatikan kebersihan dan suhu penyimpanan agar tidak memicu bakteri berkembang biak.
Dia menganjurkan makanan MPASI diletakkan di dalam freezer (pembeku) dengan suhu di bawah 5 derajat Celcius. Dengan membuat MPASI menjadi beku, tekstur makanan tidak mudah rusak dan mencegahnya menjadi kering ketika dipanaskan. Makanan dapat dipanaskan di suhu sekitar 60-65 derajat Celcius agar bakteri mati.
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan orang tua yakni berkaitan dengan kandungan gizi bahan-bahan makanan yang akan diolah dan kebutuhan anak. Yoga mencontohkan jika anak mengalami kekurangan zat besi, orang tua dapat memberikan hati ayam yang kaya akan zat besi. Sedangkan bila anak memerlukan lemak bisa didapatkan dari ikan laut.
Namun, apabila keluarga tidak yakin untuk mengolahnya karena berbagai faktor seperti ikan tercemar merkuri, orang tua dapat melakukan rotasi makanan dengan menggunakan menu lain yang mengandung gizi yang sama ataupun menggunakan makanan yang telah difortifikasi."Kita enggak bisa terus-terusan hanya makan satu jenis makanan. Semakin banyak (makanan) yang dirotasi, akan makin lengkap, akan makin mampu memenuhi kebutuhan untuk beberapa (zat) yang susah seperti zat besi, vitamin D," ujar Yoga.
Asal tahu saja, asupan gizi yang seimbang memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Asupan gizi seimbang juga bisa membantu menanamkan kebiasaan makan yang baik dan pengetahuan akan nutrisi tersebut bisa diterapkan si kecil sepanjang hidupnya.
Jika si kecil terbiasa mengonsumsi camilan yang kurang baik terus-menerus maka ini akan bisa mengganggu sistem imunnya. Hasil penelitian menunjukkan, diperkirakan sekitar 15-25 persen penyakit anak-anak disebabkan karena pemilihan camilan yang kurang tepat. Itu sebab perlu menanamkan kebiasaan makan yang baik untuk si buah hati.
Selain itu, hindari makanan cepat saji atau fast food yang juga dikenal dengan istilah junk food. Secara harfiah, junk food diartikan sebagai makanan 'sampah', minim gizi atau bahkan tidak bergizi. Istilah tersebut berarti menunjukkan makanan-makanan yang dianggap tidak memiliki nilai nutrisi bagi tubuh. Makan makanan junk food tidak hanya sia-sia, tetapi juga dapat merusak kesehatan.
Gangguan kesehatan akibat makan makanan junk food seperti obesitas atau kegemukan, diabetes, hpertensi, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, dan lain sebagainya. Makanan cepat saji maupun junk food menjadi populer karena penyajian yang cepat, tersedia secara luas, mudah diperoleh, dan memiliki rasa yang enak.
Berbicara tentang kanker, sering kali penyakit kritis ini dampaknya hanya dikaitkan secara fisik dan juga emosional, padahal satu dampak besar…
Lonjakan kasus COVID-19 kembali merebak di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, sejak akhir Mei 2025. Untuk…
Indonesia sedang menghadapi tantangan gizi yang tak bisa disepelekan. Stunting dan anemia, dua masalah kesehatan anak yang saling berkaitan,…
Berbicara tentang kanker, sering kali penyakit kritis ini dampaknya hanya dikaitkan secara fisik dan juga emosional, padahal satu dampak besar…
Memenuhi asupan gizi pada anak tidak hanya mengandalkan jajanan dari luar dan justru sebaliknya semua berawal dari makanan yang disajikan…
Lonjakan kasus COVID-19 kembali merebak di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, sejak akhir Mei 2025. Untuk…