NERACA
Jakarta – Harga Referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa (BLU BPDP) periode Mei 2025 adalah sebesar USD924,46/MT.
HR yang dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE) ini turunsebesar USD 37,07atau 3,86persen dariperiode April 2025yang tercatat sebesar USD961,54/MT. Penetapan ini tercantum dalam
Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 593 tahun 2025 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang berlaku untuk1—31 Mei 2025.
BK CPO periode Mei 2025 merujuk pada Kolom Angka 6 Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2024 sebesar USD 74/MT. Sementara itu, PECPO periode Mei2025merujuk pada Lampiran I PMKNomor Nomor 62 Tahun 2024 sebesar 7,5persendari HRCPO periode Mei2025 sebesarUSD 69,3348/MT.
“Penurunan HR CPO disebabkan beberapa faktor, salah satunya penurunan permintaan dari negara importir utama, yaitu India dan Tiongkok. Selain itu, terjadi penurunan harga minyak nabati lainnya, yaitu minyak kedelai, dan penurunan harga minyak mentah dunia,” ujar Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim.
Isy mengungkapkan, sumber penetapan HR CPO diperoleh dari rata-rata harga selama periode 25 Maret—24 April 2025 pada Bursa CPO di Indonesia sebesar USD845,71/MT, Bursa CPO di Malaysia sebesarUSD 1.003,22/MT, dan Pasar Lelang CPO Rotterdam sebesar USD 1.283,63/MT. Perhitungan penetapaniniberdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 46 Tahun 2022.
“Menurut Permendag ini, apabila terdapat perbedaan harga rata-rata pada tiga sumber lebih dari USD40, maka perhitungan HR CPO menggunakan rata-rata dua sumber yang menjadi mediandan sumber harga terdekat dari median. Dengan demikian, penetapan harga referensi bersumber dari Bursa CPO di Malaysia dan Bursa CPO di Indonesia. Sehingga, sesuai perhitungan tersebut, ditetapkan HR CPO sebesar USD 924,46/MT,” jelas Isy.
Sementara itu, minyak goreng (Refined, Bleached, and Deodorized/RBD palm olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan neto ≤ 25 kilogram (kg) dikenakan BK USD0/MT.
Penetapan kemasan bermerek tersebut tercantum dalam Kepmendag Nomor 594Tahun 2025 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Oleindalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 kg.
Sementara itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) pada Februari 2025 mencapai 3.789 ribu ton lebih rendah 1 persen dibandingkan Januari 2025 yang mencapai 3.828 ribu ton.
Demikian juga produksi palm karnel oil (PKO) yang turun menjadi 354 ribu ton dari 356 ribu ton pada Februari, sehingga total produksi CPO & PKO bulan Februari 2025 mencapai 4.144 lebih rendah 0,96 persen dari 4.184 ribu ton pada Januari 2025.
“Secara year on year (YoY) sampai Februari 2025, total produksi CPO dan PKO mencapai 8.327 ribu ton yang lebih rendah 6,3 persen dari total produksi tahun 2024 sebesar 8.886 ribu ton,” ungkap Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono.
Mukti menyebutkan, total konsumsi dalam negeri naik 159 ribu ton dari 1.871 ribu ton pada Januari 2025 menjadi 2.030 ribu ton pada Februari 2025 (naik 8,5 persen). Konsumsi biodiesel juga naik dari 916 ribu ton menjadi 1.001 ribu ton.
Kenaikan juga pada konsumsi untuk bahan pangan naik 96 ribu ton dari 758 ribu ton pada menjadi 854 ribu ton. Sedangkan untuk oleokimia turun 22 ribu ton dari 197 ribu ton menjadi 175 ribu ton.
Secara YoY sampai Februari, konsumsi dalam negeri tahun 2025 mencapai 3.902 ribu ton atau 2,5 persen lebih tinggi dari tahun 2024 sebesar 3.807 ribu ton.
Konsumsi untuk pangan mencapai 1.612 ribu ton atau 2,8 persen lebih tinggi dari tahun lalu, oleokimia 372 atau lebih tinggi 2,8 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan biodiesel 1.917 ribu ton atau 2,2 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya
GAPKI mencatat total ekspor Februari 2025 mencapai 2.803 ribu ton lebih tinggi 843 ribu ton dari pencapaian Januari 2025 sebesar 1.960 ribu ton.
Penurunan sebesar 6,2 persen terjadi pada ekspor oleokimia dari 388 ribu ton pada Januari 2025 menjadi 364 ribu ton di bulan Februari 2025.
“Sementara ekspor CPO dari 39 ribu ton pada Januari 2025 naik 207 ribu ton menjadi 246 ribu ton pada bulan Februari 2025, ekspor produk olahan CPO dari 1.449 ribu ton naik 43,5 persen pada bulan Januari 2025 menjadi 2.079 ribu ton di bulan Februari 2025,” ujar Mukti.
Dibandingkan Januari 2025, kata Mukti, kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan India dari 112 ribu ton menjadi 387 ribu ton (+275 ribu ton/245 persen), Pakistan naik dari 178 ribu ton menjadi 361 ribu ton (+183 ribu ton/103 persen).
Demikian juga Bangladesh naik dari 93 ribu ton menjadi 194 ribu ton (+101 ribu ton/108 persen), China naik dari 274 ribu ton menjadi 434 ribu ton (+160 ribu ton/59 persen), Malaysia naik dari 86 ribu ton menjadi 172 ribu ton (+86 ribu ton/100 persen), EU naik dari 200 ribu ton menjadi 298 ribu ton (98 ribu ton/49 persen).
Sedangkan negara tujuan yang mengalami penurunan ekspor antara lain Rusia turun dari 72 ribu ton menjadi 35 ribu ton (-37 ribu ton/-52 persen), USA turun dari 170 ribu ton menjadi 153 ribu ton (-17 ribu ton/-10 persen); dan Mesir turun dari 88 ribu ton menjadi 74 ribu toin (-14 ribu ton/-15 persen).
Triwulan I-2025, Volume Penyaluran Gas PGN Sebesar 861 BBTUD Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas Pertamina,…
Optimis Ekspor Tuna Semakin Meningkat Maluku Utara – Tingginya permintaan ekspor ikan laut seperti tuna maka pemerintah membangun sentra-sentra perikanan…
Elemen Masyarakat Wajib Jaga Kondusivitas Saat Hari Buruh Jakarta – Dalam menghadapi berbagai dinamika sosial yang terjadi saat ini, elemen…
Triwulan I-2025, Volume Penyaluran Gas PGN Sebesar 861 BBTUD Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas Pertamina,…
Mei 2025, Harga Referensi CPO Sebesar USD924,46/MT Jakarta – Harga Referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk…
Optimis Ekspor Tuna Semakin Meningkat Maluku Utara – Tingginya permintaan ekspor ikan laut seperti tuna maka pemerintah membangun sentra-sentra perikanan…