Tingkatkan Likuiditas Saham - DCI Indonesia Kaji Rencana Stock Split Saham

NERACA

Jakarta – Dorong pertumbuhan harga saham di pasar, PT DCI Indonesia Tbk (DCII), tengah menjajaki aksi korporasi pemecahan nilai nominal (stock split) saham. Sebagaimana diketahui, harga DCII kini tercatat sebagai saham termahal Rp 46.700 per saham pada penutupan perdagangan sesi I Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, (18/2). Namun demikian manajemen belum mengungkap rasio pemecahan nominal saham tersebut. "Sedang kita jajakin stock split saham," kata Presiden Direktur DCI Indonesia, Otto Toto Sugiri di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, stock split dinilai dapat meningkatkan likuiditas saham serta menurunkan harga saham per lembar. Di mana harga saham yang lebih terjangkau, para investor akan lebih tertarik untuk membeli saham tersebut. Dalam mendorong pertumbuhan bisnisnya, emiten data center ini akan fokus menyelesaikan pembangunan pusat data atau data center di Surabaya, Jawa Timur. Dimana Pembangunan data center ini diperkirakan membutuhkan biaya sekitar US$72 juta atau setara Rp1,16 triliun (kurs Jisdor Rp16.208 per dolar AS). 

Disampaikan Otto Toto Sugiri, saat ini perseroan tengah menyelesaikan tambahan data center dengan kapasitas 9 Megawatt (MW) di Surabaya. Pembangunan data center ini ditargetkan selesai pada awal tahun depan. "Kami sedang lakukan piling. Mungkin awal tahun depan bisa selesai,"ungkapnya.

Dia melanjutkan, dengan kapasitas sebesar 9 MW ini, nantinya kapasitas pusat data DCII di Surabaya bisa ditingkatkan ke depannya.  "Kapasitas bisa bertambah lagi, masih butuh waktu. Tapi paling tidak kami sudah taruh footprint di Surabaya dulu," ujar Toto. 

Toto juga menuturkan hadirnya pusat data DCII di Surabaya ini agar DCII bisa melayani konsumen dan klien yang berada di Surabaya. Lebih lanjut, selain pembangunan data center di Surabaya, Toto juga menuturkan DCII tengah menyelesaikan pembangunan data center berkapasitas 36 MW di Cibitung. Adapun Toto melihat permintaan data center di Indonesia cukup besar. Dengan mempertimbangkan jumlah penduduk Indonesia sebesar 270 juta penduduk, maka menurut Toto Indonesia membutuhkan data center dengan kapasitas 2.700 MW

DCII resmi melantai di BEI melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada 6 Januari 2021 lalu dengan harga IPO DCII adalah Rp 420 per saham. Kala itu DCII mampu meraup dana IPO senilai RP 150,18 miliar. Sebagai informasi, perusahaan ini dikendalikan Otto Toto Sugiri, Marina Budiman, Han Aming Hanfia, hingga Anthoni Salim. Berdasarkan data registrasi pemegang saham, Otto Toto Sugiri bertindak sebagai pemegang terbanyak 29,9% ssaham DCII, disusul Marina Budiman menguasai sebanyak 22,51% saham DCII, dan Han Arming Hanafia sebanyak 11,12%. Adapun Anthoni Salim, pengendali grup Salim, menguasai 11,12% saham DCII.

BERITA TERKAIT

Laba Bersih PT Timah Melesat Tajam 295%

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…

Penjualan Buyung Poetra Terkoreksi 27,0%

NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’,  PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)  mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…

Kapitalisasi Pasar BEI Sepekan Tumbuh 2,33%

NERACA Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar saham sepekan kemarin mengalami kenaikan sebesar 2,33% menjadi Rp11.831 triliun…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Fasilitas Ibadah di Hunian Modern - Gubernur Jakarta Resmikan Masjid Jakarta Garden City

Melengkapi fasilitas ibadah bagi penghuninya, perusahaan properti PT Jakarta Garden City menghadirkan masjid Jakarta Garden yang diresmikan langsung Gubernur Jakarta…

Permintaan Hunian Premium Tinggi - Summarecon Mutiara Makassar Buka Tahap Tiga

Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…

Perluas Jaringan Ritel - TCL Indonesia Perkuat Sinergi dengan Mitra Dealer

Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…