NERACA
Jakarta -Sepanjang tahun 2024, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan total nilai perolehan kontrak atau backlog sebesar Rp64,3 triliun. “Petrosea berada dalam posisi yang kuat untuk merealisasikan strategi bisnisnya dan memberikan nilai tambah kepada para investor kami yang beragam,”kata Chief Investment Officer Petrosea, Kartika Hendrawan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, capaian backlog itu bakal memberi nilai tambah yang optimal bagi para investor saat ini. Nilai backlog itu disebut sebagai nilai tertinggi sepanjang lebih dari 5 dekade Petrosea berkiprah di sektor pertambangan dan konstruksi. Beberapa kontrak baru yang berhasil diperoleh di antaranya adalah perjanjian jasa pertambangan dengan PT Pasir Bara Prima dengan durasi life of mine dan nilai kontrak mencapai Rp17,4 triliun.
PTRO menandatangani perjanjian Onshore Early Works EPC untuk proyek Ubadari, Tangguh EGR/CCUS & Tangguh Onshore Compression (UCC) dengan nilai kontrak sebesar Rp4,6 triliun dan jangka waktu 24 bulan. Petrosea juga menjalin perjanjian pengadaan dan konstruksi untuk pembangunan tambang Blok Pomalaa dengan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dengan nilai kontrak sebesar Rp2,8 triliun dan jangka waktu 24 bulan.“Dibekali keahlian dengan rekam jejak lebih dari lima dekade di industri ini, Petrosea berada dalam posisi yang kuat untuk merealisasikan strategi bisnisnya,” kata Kartika.
Terbaru, Petrosea memenangkan kontrak jasa penambangan baru di blok nikel konsesi PT Vale Indonesia Tbk (INCO), area Bahodopi Blok 2 dan Bahodopi Blok 3, Sulawesi Tengah. Kontrak dengan nilai US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun itu memiliki jangka waktu 10 tahun. Sejumlah analis menilai kontrak anyar itu bakal menjadi katalis positif anyar untuk PTRO pada paruh pertama tahun ini.
PTRO bersama dengan INCO tengah memfinalisasi kontrak tersebut. Rencananya, kontrak resmi bakal diteken Maret 2025. Di sisi lain, PTRO tengah berupaya mengamandemen sejumlah kontrak pertambangan yang bakal berakhir di rentang 2025 sampai dengan 2028. Adapun, sebagian kontrak tambang yang bakal berakhir itu berasal dari PT Caraka Reksa Optima sebagai perusahaan pengendali PTRO yang lama sebelum PTRO diakuisisi oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).
Sejumlah kontrak pertambangan dengan tenggat waktu 2025 sampai dengan 2028 di antaranya berasal dari Kideco Jaya Agung (2028), Kartika Sela Bumi (2027), Central Cipta Murdaya (2025), Indo Bara Pratama (2027), Kedap Sayaaq (2028) dan Sumberdaya Arindo (2026). Sementara itu, terdapat dua kontrak baru yang baru-baru ini diteken PTRO yaitu berasal dari PT Global Bara Mandiri dan PT Pasir Bara Prima.
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia yakni Pintu Pro Futures terus mencatatkan performa positif sejak…
Bank DKI terus berupaya melakukan proses pemulihan sistem layanan secepat mungkin. Setelah membuka layanan ATM Off-Us, layanan transfer antarbank melalui…
NERACA Jakarta- Performance kinerja keuangan emiten produsen bata ringan PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES) berhasil tumbuh positif di awal…
NERACA Jakarta- Performance kinerja keuangan emiten produsen bata ringan PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES) berhasil tumbuh positif di awal…
NERACA Jakarta – PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membukukan laba Rp149,75 miliar (Rp32,52 per saham) pada kuartal pertama 2025, melonjak…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan investor pasar modal dan juga kemudahan transaksi saham, beberapa perusahaan sekuritas marak melakukan edukasi, merilis…