NERACA
Jakarta – PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membukukan laba Rp149,75 miliar (Rp32,52 per saham) pada kuartal pertama 2025, melonjak 45,82% jika dibandingkan Rp102,69 miliar (Rp22,30 per saham) pada periode sama 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Sementara penjualan konsolidasi HRTA melambung 68.96% menjadi Rp6,78 triliun pada kuartal perama 2025, dari Rp4,02 triliun priode yang sama tahun lalu. Penjualan HRTA selama Januari-Maret 2025 didominasi oleh penjualan perhiasan dan logam mulai di pasar lokal (Grosir) yakni sebesar Rp5,54 triliun atau sekitar 82,06% dari total pendapatan.
Adapun penjualan di pasar lokal (Toko) menyumbang Rp1,16 triliun, dan ekspor hanya mengkontribusi Rp46 miliar. Seiring penjualan, beban pokok penjualan (BPP) HRTA juga meningkat 71,68% menjadi Rp6,44 triliun pada kuartal pertama 2025, dari Rp3,75 triliun pada kuartal pertama 2024. Laba kotor emiten manufaktur dan perdagangan emas itu tumbuh 32,65%% jadi Rp343,05 miliar pada kuartal pertama 2025, dari Rp258,61 miliar pada kuartal pertama 2024.
Setelah dikurangi beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban keuangan emiten perdagangan emas beraset Rp6,39 triliun per Maret 2025 itu membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp192,51 miliar pada kuartal pertama 2025, melejit 44,71% dibandingkan Rp133,02 miliar pada kuartal pertama 2024.
Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan bisnis dobel digit. Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi, Thendra Crisnanda pernah bilang, HRTA menargetkan pertumbuhan pendapatan berada di kisaran 50%—60% pada 2025. Bersamaan dengan itu, laba bersih HRTA ditargetkan naik 40%—50%.
HRTA tetap mengandalkan dua produk unggulannya yakni perhiasan merek Ardore dan emas batangan dengan merek Emasku. Dalam beberapa waktu terakhir, HRTA mengalami fenomena shifting atau peralihan kontribusi pendapatan. Dahulu, perhiasan menjadi penopang utama kinerja keuangan HRTA, namun kini giliran lini bisnis emas batangan yang jadi ujung tombak bagi pendapatan perusahaan.“Kontribusi Emasku kini bisa mencapai 70% karena tingginya permintaan emas batangan,” ujarnya.
Sementara Yudho Jatmiko, Direktur Business & Operation Hartadinata Abadi menambahkan, untuk memenuhi target kinerja tahun ini, HRTA berusaha memperkuat pemasaran dan inovasi pada merek-merek yang dimiliki perusahaan tersebut. Untuk perhiasan Ardore misalnya, HRTA memastikan bahwa merek ini terus meningkatkan kualitasnya sekaligus aktif berinovasi menghadirkan desain-desain perhiasan yang baru agar menarik bagi calon pelanggan.“Kami ingin supaya Ardore terus otentik dan kami tidak pernah melakukan copycat desain,”jelasnya.
Begitu pula dengan emas batangan Emasku. HRTA terus mempertahankan kualitas emas batangan tersebut yang memiliki kadar kemurnian hingga 99,9%. HRTA juga sedang mengurus sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA) untuk Emasku.
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia yakni Pintu Pro Futures terus mencatatkan performa positif sejak…
Bank DKI terus berupaya melakukan proses pemulihan sistem layanan secepat mungkin. Setelah membuka layanan ATM Off-Us, layanan transfer antarbank melalui…
NERACA Jakarta- Performance kinerja keuangan emiten produsen bata ringan PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES) berhasil tumbuh positif di awal…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia yakni Pintu Pro Futures terus mencatatkan performa positif sejak…
Bank DKI terus berupaya melakukan proses pemulihan sistem layanan secepat mungkin. Setelah membuka layanan ATM Off-Us, layanan transfer antarbank melalui…
NERACA Jakarta- Performance kinerja keuangan emiten produsen bata ringan PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES) berhasil tumbuh positif di awal…