Jakarta - Salah satu produk yang didorong dalam program substitusi impor 35% oleh Kemenperin adalah telepon seluler. Seiring pemberlakuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), kinerja industri produk telepon seluler, komputer genggam, dan komputer tablet (HKT) terus mengalami tren positif.
NERACA
Selain program substitusi impor, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga tengah melakukan penyusunan Neraca Komoditas untuk 25 produk elektronika dengan nilai impor tertinggi, termasuk telepon seluler beserta komponennya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, “berdasarkan roadmap yang telah disusun, Kemenperin menargetkan perakitan produk HKT dapat dilakukan secara completely knocked down (CKD) mulai tahun ini hingga 2025.”
Upaya lainnya yang sedang dipacu adalah menciptakan ekosistem untuk industri casing, baterai, antena, dan peripheral.Kemenperin melihat bahwa masih besar peluang untuk meningkatkan nilai TKDN melalui pendalaman struktur.
Sesuai peta jalan yang disusun Kemenperin, saat ini industribaterai packingdan kabel telah tersedia di dalam negeri. Artinya komponen tersebut sudah diproduksi di dalam negeri. “Kami percaya, dengan bantuan dan kolaborasi dari para stakeholder industri HKT, kita dapat bersama-sama mewujudkan roadmap tersebut,” tegas Agus.
Kemenperin memberikan apresiasi kepada Xiaomi Indonesia atas capaian nilai TKDN sebesar 40,3% untuk smartphone Redmi A1. “Lewat pencapaian TKDN dengan skema manufaktur yang tertinggi di industri saat ini, Xiaomi telah melampaui ketentuan TKDN sebesar 35% untuk perangkat telekomunikasi berbasis 4G dan 5G sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kominfo No 13 Tahun 2021,” ujar Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Andi Rizaldi.
Sebagai smartphone yang memiliki TKDN 40.3%, Redmi A1 meliputi berbagai aspek seperti manufaktur (penyediaan mesin produksi, penggunaan tenaga kerja lokal, penambahan proses SMT untuk perakitan PCB), pengembangan produk untuk software secara lokal, serta pengembangan aplikasi yang bekerja sama dengan mitra lokal.
“Kemenperin menaruh harapan kepada Xiaomi Indonesia untuk semakin aktif berkontribusi dalam menciptakan inovasi melalui perangkat seluler yang dapat mendukung program pemerintah dalam pemerataan jaringan 4G bagi masyarakat khususnya masyarakat 3T (terdepan, terluar dan tertinggal),” pesan Andi.
Sebelumnya, Direktur Xiaomi Technology Indonesia Manish Dang menerangkan, pihaknya meyakini bahwa semua masyarakat di dunia berhak menikmati inovasi teknologi. Oleh karena itu, Redmi A1 hadir di Indonesia guna memberikan akses bagi seluruh lapisan masyarakat dalam mengakses teknologi yang dapat memengaruhi kehidupannya sehari-hari menjadi lebih baik.
Perangkat tersebut menggunakan prosesor octa-core serta sistem operasi Android 12. Redmi A1 hadir dengan baterai berkapasitas besar 5000mAh yang memungkinkan penggunanya untuk dapat tetap aktif seharian tanpa kehabisan daya. Selain itu, smartphone ini juga telah mendukung 10W fast charging dan 10W in-box charger dalam paket penjualan.
Guna memperluas cakupan penyediaan akses terhadap teknologi, Xiaomi Indonesia juga bekerja sama dengan operator terbesar di tanah air Telkomsel yang memberikan dukungan berupa bundling simcard Telkomsel PraBayar beserta paket data terjangkau yang terdapat dalam kemasan penjualan Redmi A1.
Lebih dari itu, industri ponsel tidak hanya menekan impor, tapi juga meningkatkan devisa negara melalui ekspor yang dilakukan oleh industri ponsel yang beroperasi di Indonesia.
Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian produksi ponsel pintar PT Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN) yang berhasil mengekspor 8 juta unit ponsel pintar ke berbagai negara sejak 2018 hingga kuartal ke-3 tahun 2022.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menerangkan, sektor elektronik merupakan sektor unggulan yang masuk dalam prioritas Making Indonesia 4.0. Sektor elektronik (HS 85) merupakan komponen ekspor ke-4 terbesar dalam struktur ekspor Indonesia.
Pada periode Januari─Juli 2022, nilai ekspor elektronik Indonesia mencapai USD 9,43 miliar. Nilai ini naik 18,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 7,93 miliar.Sedangkan pada 2021, ekspor elektronik Indonesia mencapai nilai USD 14,1 miliar dengan tren lima tahunan (2017─2021) positif sebesar 6,54%. Di tahun yang sama, nilai ekspor telepon seluler (HS 851712) Indonesiamencapai nilai USD 305,8 juta.
Secara umum, kinerja perdagangan elektronik Indonesia tercatat cukup baik. Saat ini Indonesia berada pada urutan ke-34 sebagai negara eksportir elektronik dengan pangsa 0,25%.
Sehingga dalam hal ini melalui sinergi antara pihak swasta seperti PT SEIN dan pemerintah untuk mewujudkan Making Indonesia 4.0, diharapkan Indonesia mampu menjadi salah satu negara eksportir elektronik dan ponsel pintar dengan pangsa pasar yang semakin meningkat.
Making Indonesia 4.0 merupakan program pemerintah dalam menyiapkan Indonesia untuk menghadapi era industri digital 4.0 yang difokuskan pada 7 sektor industri yakni makanan-minuman, tekstil, otomotif, kimia, elektronik, alat kesehatan dan farmasi yang menyumbang 70% produk domestik bruto (PDB) industri, 65% ekspor industri, dan 60% tenaga kerja industri Indonesia.
NERACA Jakarta – Pemerintah terus berupaya mewujudkan arah kebijakan hilirisasi industri berbasis potensi komoditas dari sumber daya alam di berbagai…
NERACA Jakarta – Rendang adalah salah satu jenis produk olahan makanan yang populer di Indonesia bahkan hingga dunia. Industri penghasil rendang memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan sehingga dapat…
NERACA Jakarta – Menanggapi pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Panasonic Holdings, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri…
NERACA Jakarta – Menanggapi pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Panasonic Holdings, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri…
NERACA Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya untuk meningkatkan tata kelola Program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang telah menjadi salah satu…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung dan mengupayakan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk dapat naik kelas…