Chief Executive Officer (CEO) Viers Corp, Vier Abdul Jamal menilai, aturan market maker atau penyedia likuiditas dinilai harus hadir guna lebih menggairahkan pasar modal di Tanah Air. Market maker adalah pihak yang mendapatkan izin dari bursa untuk selalu menyediakan kuotasibeli (bid) dan jual (offer) saham dengan kategori tertentu dalam jumlah yang memadai,”Aturan market maker harus realistis sehingga pasar modal lebih bergairah," ujar Vier dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Menurut Vier, nantinya dalam aturan yang dikeluarkan otoritas bursa, perlu diperjelas siapa itu market maker. Pastinya, mereka adalah orang dengan modal besar yang bisa menggerakkan pasar. Lebih lanjut, market maker yang telah ditunjuk oleh bursa akan selalu menyediakan kuotasi beli bid dan offer dalam jumlah yang memadai sehingga sahamnya jadi ramai diperdagangkan.
Dengan adanya instrumen tersebut, lanjut Vier, akan mempersempit celah broker untuk melakukan transaksi semu untuk menaikkan harga saham alias menggoreng saham, sehingga pasar saham Indonesia menjadi lebih kredibel.”Karena itu, market maker harus terdaftar, mengerti fundamental dan teknikal saham," kata Vier.
Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini masih membahas aturan tentang market maker dan ditargetkan bisa rampung pada semester kedua tahun depan. Dengan adanya market maker diharapkan bisa menambah likuiditas pasar dan mempermudah pengembangan produk baru oleh regulator dan self regulatory organization (SRO).
Otoritas bursa nantinya akan menawarkan anggota bursa (AB) atau perusahaan sekuritas untuk menjadi market maker. Market maker akan bertindak sebagai pembeli dan penjual siaga (standby buyer and seller) untuk saham perusahaan yang telah ditentukan bursa. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso juga pernah mengatakan market maker penting untuk meningkatkan kembali kepercayaan publik terhadap pasar modal.
Danai modal kerja, PT Oto Multiartha (OTMA) bakal terbitkan obligasi. Dimana obligasi berkelanjutan I PT Oto Multiartha (OTMA) Tahap IV/2025…
Dorong pertumbuhan transaksi, PT Astra Kreasi Digital dengan brand Moxa, yang merupakan wealth tech app dari Astra Finansial menghadirkan program…
Danai pengembangan bisnisnya, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) mengantongi fasilitas kredit senilai total Rp3,6 triliun dari BRI dan BCA. Informasi tersebut…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.yang diselenggarakan Rabu (21/5) telah menyetujui laba bersih…
PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2024 yang tercatat sebesar Rp633,86 miliar. Informasi…
Membidik investor potensial dari generasi muda, PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGEO) memperkenalkan prospek pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di…