NERACA
Medan - PT Bank Sumut mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) dihimpun oleh bank pembangunan daerah (BPD) di Sumatera Utara ini mencapai Rp37,8 triliun atau tumbuh sekitar 12,41 persen secara tahunan (year on year/yoy). Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti mengatakan bahwa angka ini meningkat Rp4,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Peningkatan ini menandakan kepercayaan masyarakat terhadap Bank Sumut kian menguat," ujar Arieta didampingi Direktur Kepatuhan Eksir dan Direktur Bisnis dan Syariah Bank Sumut Syafrizalsyah, sebagaimana dikutip Antara, kemarin. Sebab, kata dia lagi, kinerja keuangan yang impresif hingga Mei 2025 di tengah dinamika ekonomi global yang masih penuh tantangan terus dilakukan.
Bank Sumut sebagai BPD di Sumut mampu mencatat pertumbuhan solid sisi penghimpunan dana, penyaluran kredit hingga laba bersih. "Di sisi pembiayaan, penyaluran kredit Bank Sumut tercatat sebesar Rp 32 triliun atau naik 8,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya," katanya lagi.
Pertumbuhan penyaluran kredit sebesar Rp2,6 triliun, ujar Arieta, ditopang oleh peningkatan kredit konsumtif, khususnya segmen aparatur sipil negara (ASN), dan pensiunan memiliki risiko rendah. Kinerja positif juga tercermin dari sisi pendapatan karena hingga akhir Mei 2025, tercatat pendapatan operasional Bank Sumut mencapai Rp1,7 triliun. "Pendapatan meningkat dari Rp1,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu," kata dia pula.
Untuk laba bersih setelah pajak tercatat meningkat sebesar Rp21 miliar atau menjadi Rp304 miliar dibandingkan tahun lalu sekitar Rp283 miliar atau tumbuh 7,2 persen (yoy). "Hal ini sejalan atas kenaikan pendapatan dan efisiensi operasional yang dilakukan secara berkelanjutan," kata Arieta.
Meski ekspansi kredit berlangsung cukup agresif, namun Bank Sumut tetap menjaga prinsip kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) ditekan menjadi 2,52 persen, dam membaik dibandingkan kondisi tahun lalu yang berada pada level 2,68 persen.
Hal ini didukung oleh penguatan sistem manajemen risiko, dan kolaborasi dengan lembaga pemeringkat independen untuk memperbaiki kualitas portofolio kredit. "Pencapaian ini tidak lepas konsolidasi internal yang terus diperkuat. Bank Sumut menata ulang proses pemberian kredit, dan memperketat tata kelola risiko," katanya lagi.
Digitalisasi layanan dan kemudahan akses perbankan turut menjadi faktor pendorong utama, khususnya menjaring nasabah dari kalangan muda dan pelaku usaha mikro. Menurutnya, dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut serta pemerintah kabupaten/kota sebagai pemegang saham menjadi faktor strategis memperluas basis nasabah dan menjaga likuiditas. "Sejumlah program sinergi yang dijalankan bersama pemerintah daerah berkontribusi mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi lokal," kata Arieta.
NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat, jumlah transaksi remitansi hingga periode Mei 2025 mencapai 700…
NERACA Jakarta - Layanan QRIS di mobile banking PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Muamalat DIN, mencatatkan pertumbuhan double digit…
NERACA Jakarta - Di tengah transisi regulasi dan seleksi pasar yang semakin ketat, industri pinjaman daring (pindar) Indonesia menunjukkan ketahanan…
NERACA Medan - PT Bank Sumut mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) dihimpun oleh bank pembangunan daerah (BPD) di Sumatera…
NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat, jumlah transaksi remitansi hingga periode Mei 2025 mencapai 700…
NERACA Jakarta - Layanan QRIS di mobile banking PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Muamalat DIN, mencatatkan pertumbuhan double digit…