Sistem Keamanan Data Terpadu Cegah Serangan Siber

 

Oleh: Rivka Mayangsari, Pengamat Media Digital

 

Di era digital yang berkembang cepat, teknologi telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Mulai dari transaksi keuangan, pelayanan publik, hingga akses pendidikan dan kesehatan kini mengandalkan sistem digital. Namun, seiring meningkatnya ketergantungan tersebut, masyarakat juga dihadapkan pada ancaman yang sangat serius: serangan siber yang semakin marak dan kompleks.

Serangan siber bukan lagi isu teknis yang hanya menjadi urusan internal perusahaan atau pemerintah. Dampaknya sangat nyata bagi masyarakat luas. Ketika sistem informasi sebuah lembaga publik diretas, bukan hanya layanan yang lumpuh data pribadi masyarakat bisa bocor, identitas bisa dicuri, bahkan dana di rekening bisa lenyap tanpa jejak. Sayangnya, masih banyak pihak yang menganggap isu ini sebagai hal teknis belaka, padahal serangan siber adalah bentuk kejahatan yang menyasar langsung keamanan dan kenyamanan hidup masyarakat.

Serangan siber bukan lagi isu teknis yang hanya menjadi urusan internal perusahaan atau pemerintah. Dampaknya sangat nyata bagi masyarakat luas. Ketika sistem informasi sebuah lembaga publik diretas, bukan hanya layanan yang lumpuh—data pribadi masyarakat bisa bocor, identitas bisa dicuri, bahkan dana di rekening bisa lenyap tanpa jejak. Apalagi, kecanggihan penggunaan AI sering disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Sayangnya, masih banyak pihak yang menganggap isu ini sebagai hal teknis belaka, padahal serangan siber adalah bentuk kejahatan yang menyasar langsung keamanan dan kenyamanan hidup masyarakat.

Reuben Koh selaku Director, Security Technology & Strategy APJ dari Akamai mengatakan bahwa pihaknya meyakini ancaman yang dapat dihasilkan atau ditingkatkan dengan AI akan semakin cepat. Penjahat siber akan berevolusi dari penipuan palsu dan phishing yang didorong oleh AI menjadi sesuatu yang jauh lebih canggih pada 2025 ini.

Hasil survei terbaru dari Synology Inc. menunjukkan bahwa hampir 90 persen tim teknologi informasi (TI) di Indonesia mengalami keterbatasan anggaran dalam menghadapi kompleksitas ancaman digital. Sementara transformasi digital terus digenjot di berbagai sektor, banyak organisasi masih mengandalkan sistem manual, perangkat yang sudah usang, dan pengelolaan yang terpisah-pisah. Situasi ini secara langsung memperbesar celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh peretas untuk masuk ke dalam sistem.

Dengan sistem yang tidak terintegrasi, berbagai risiko seperti kehilangan data, kesalahan operasional akibat human-error, hingga downtime yang mengganggu layanan publik menjadi tak terhindarkan. Akibatnya, masyarakat menjadi korban utama dari lemahnya sistem perlindungan data yang diterapkan oleh lembaga-lembaga tersebut. Di saat bersamaan, ancaman dari luar terus meningkat, ditandai dengan serangan ransomware terhadap perusahaan-perusahaan besar dunia seperti Casio, TSMC, dan Boeing, yang membuktikan bahwa bahkan sistem canggih pun tetap rentan jika tidak ditopang oleh sistem keamanan data yang menyeluruh.

Di sinilah pentingnya adopsi teknologi keamanan yang terintegrasi. Platform perlindungan data seperti Synology ActiveProtect Appliance hadir sebagai solusi komprehensif yang mampu mengurangi risiko kebocoran data dan mempercepat pemulihan sistem jika terjadi serangan. Platform ini menggabungkan teknologi backup terpadu, manajemen berbasis pusat, efisiensi penyimpanan dengan deduplikasi global, hingga perlindungan terhadap serangan ransomware melalui backup offline dan simulasi pemulihan bencana.

Teknologi seperti ini bukan hanya kebutuhan korporasi, tetapi merupakan kebutuhan strategis untuk melindungi masyarakat. Ketika data pribadi seperti KTP, NPWP, atau rekam medis bocor, dampaknya akan sangat serius bagi rakyat biasa. Oleh karena itu, dukungan masyarakat terhadap penerapan teknologi keamanan canggih perlu diperkuat baik melalui dorongan kebijakan publik, maupun melalui kesadaran kolektif dalam memilih layanan digital yang aman dan terpercaya.

Selain itu, sektor publik dan swasta perlu bersinergi dalam menyediakan perlindungan data menyeluruh. Telkom Solution, misalnya, mempertegas komitmennya dengan menghadirkan layanan cybersecurity end-to-end yang membentengi sistem digital dari segala sisi. Pendekatan yang digunakan Telkom mencakup perlindungan terhadap jaringan, aplikasi, dan lapisan pengguna, termasuk melalui mitigasi serangan DDoS, deteksi ancaman di endpoint, hingga perlindungan privasi di aplikasi yang sering digunakan masyarakat.

Solusi yang ditawarkan Telkom bukan hanya bertumpu pada jaringan, tapi juga menyentuh lapisan manusia sebuah aspek yang kerap diabaikan. Celah keamanan sering kali terjadi bukan karena kerusakan sistem, tetapi karena kesalahan pengguna dalam mengakses tautan berbahaya, menggunakan perangkat tidak aman, atau membagikan informasi pribadi secara sembrono. Oleh karena itu, masyarakat harus terus diedukasi untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi.

Layanan Cyber Security ini hadir sebagai solusi keamanan digital menyeluruh yang membentengi operasional bisnis dari spektrum ancaman siber yang terus berkembang. Hal ini dijelaskan OVP Enterprise Marketing & Regional Management Telkom, Reni Yustiani. Menurutnya, elalui kolaborasi dengan mitra teknologi global, Telkom Solution mampu memastikan sistem keamanan multi-layered, untuk menjaga data dan informasi pelanggan secara maksimal

Anak perusahaan Telkom seperti Digiserve dan TelkomSigma juga mengambil peran penting. Digiserve menghadirkan Cyber Threat Intelligence yang mampu menganalisis sistem dari luar untuk mendeteksi kelemahan sebelum dieksploitasi. TelkomSigma, di sisi lain, mengintegrasikan layanan seperti Prisma Access Browser dan Web Application and API Protection (WAAP) yang semakin relevan di tengah tren ekonomi berbasis API yang terbuka dan terhubung.

Guardian Cyber Security Telkom Solution, Radian Muhammad, menyebutkan, solusi keamanan siber yang ditawarkan Telkom Solution bersifat saling melengkapi dan tidak terbatas pada lapisan jaringan (network layer), namun juga hingga ke lapisan manusia (human layer).

Ke depan, Telkom Solution berencana menerapkan strategi Defense in Depth, yakni pendekatan berlapis yang menyentuh seluruh aspek keamanan mulai dari fisik, digital, hingga perilaku pengguna. Sistem ini dilengkapi dengan pemantauan real-time dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), seperti analisis video otomatis untuk memantau pergerakan mencurigakan di pusat data. Strategi ini bukan sekadar pencegahan, tetapi upaya proaktif untuk mendeteksi dan menanggulangi ancaman sebelum berdampak lebih besar terhadap masyarakat.

Meski teknologi dan solusi terus berkembang, perlindungan data tidak akan maksimal tanpa partisipasi aktif masyarakat. Kesadaran digital harus dibangun secara kolektif. Mulai dari mengenali tanda-tanda penipuan daring, menggunakan kata sandi yang kuat, tidak sembarangan membuka tautan mencurigakan, hingga melindungi perangkat pribadi dengan antivirus yang memadai.

Di tengah derasnya serangan digital yang bisa terjadi kapan saja, masyarakat Indonesia harus bersatu membangun pertahanan digital yang tangguh. Pemerintah, sektor usaha, penyedia teknologi, dan masyarakat harus bersinergi menciptakan ekosistem digital yang aman, adil, dan berkelanjutan. Karena pada akhirnya, keamanan siber bukan hanya tentang data tetapi tentang melindungi hak, martabat, dan masa depan bangsa.

BERITA TERKAIT

Kerjasama Bilateral RI-Kamboja: Komitmen Perangi Kejahatan Transnasional Hingga Narkoba

    Oleh : Andi Mahesa, Peneliti di IISIP Jakarta   Dalam dinamika global yang terus berkembang, tantangan keamanan lintas…

Gagalkan Penyelundupan Sabu, Bukti Sinergitas Desk Pemberantasan Narkoba

  Oleh: Aurelia Sutradjat, Mahasiswa PTS di Bandung   Keberhasilan Desk Pemberantasan Narkoba dalam menggagalkan penyelundupan sabu seberat sekitar 2…

BILATERAL INDONESIA-CHINA: - Program Strategis dari MBG Hingga Swasembada Energi

      Oleh: Ratna Dewi, Pemerhati Hubungan Internasional   Pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana…

BERITA LAINNYA DI Opini

Kerjasama Bilateral RI-Kamboja: Komitmen Perangi Kejahatan Transnasional Hingga Narkoba

    Oleh : Andi Mahesa, Peneliti di IISIP Jakarta   Dalam dinamika global yang terus berkembang, tantangan keamanan lintas…

Gagalkan Penyelundupan Sabu, Bukti Sinergitas Desk Pemberantasan Narkoba

  Oleh: Aurelia Sutradjat, Mahasiswa PTS di Bandung   Keberhasilan Desk Pemberantasan Narkoba dalam menggagalkan penyelundupan sabu seberat sekitar 2…

Sistem Keamanan Data Terpadu Cegah Serangan Siber

  Oleh: Rivka Mayangsari, Pengamat Media Digital   Di era digital yang berkembang cepat, teknologi telah menjadi bagian tidak terpisahkan…