Oleh: Diana Triwardhani, Dosen FEB UPN Veteran Jakarta
Di era digital seperti sekarang ini, cara orang bekerja sudah banyak berubah. Tak melulu soal bekerja dari jam 9 pagi sampai 5 sore, kini banyak anak muda yang memilih bekerja secara fleksibel lewat platform digital atau pekerjaan tambahan di luar pekerjaan utama mereka. Fenomena ini dikenal sebagai gig economy dan side hustle.
Istilah gig economy merujuk pada sistem kerja berbasis proyek atau tugas jangka pendek, di mana pekerja tidak terikat pada satu perusahaan secara permanen. Sementara itu, side hustle merujuk pada pekerjaan sampingan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama. Kedua fenomena ini sangat populer di kalangan anak muda, khususnya generasi milenial dan Gen Z.
Apa Itu Gig Economy?
Gig economy merupakan sistem ekonomi di mana individu bekerja sebagai kontraktor independen atau freelancer, bukan sebagai karyawan tetap. Contohnya termasuk pengemudi ojek online, penulis lepas, desainer grafis freelance, hingga tutor online. Pekerjaan ini umumnya bersifat fleksibel, dibayar per proyek, dan bisa dilakukan dari mana saja.
Platform seperti Gojek, Grab, Upwork, Fiverr, dan Tokopedia memungkinkan siapa saja untuk bekerja atau menawarkan jasa secara mandiri. Dalam gig economy, pekerja memiliki kebebasan lebih besar dalam mengatur waktu dan jenis pekerjaan yang ingin dilakukan.
Apa Itu Side Hustle?
Side hustle adalah pekerjaan sampingan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Side hustle bisa dilakukan oleh karyawan tetap, mahasiswa, atau bahkan ibu rumah tangga. Bentuknya beragam, mulai dari membuka toko online, menjadi content creator, mengajar les privat, hingga berjualan makanan rumahan.
Berbeda dengan gig economy yang bisa menjadi pekerjaan utama, side hustle umumnya dilakukan di waktu luang. Namun, tidak jarang juga side hustle berkembang menjadi bisnis utama yang menjanjikan. jenis side hustle terpopuler (misalnya content creator, dropshipper, atau tutor daring), dan proporsi penghasilan tambahan yang dihasilkan oleh para pelakunya. Data dari survei platform seperti Grab, Gojek, dan Tokopedia dapat memberikan gambaran riil tren kerja fleksibel yang sedang terjadi
Mengapa Gig Economy dan Side Hustle Makin Populer?
Dampak Positif
Tantangan dan Risiko
Meski menawarkan banyak keuntungan, gig economy dan side hustle juga memiliki sisi gelap:
Untuk mendukung perkembangan gig economy yang sehat, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak:
Jadi, Gig economy dan side hustle telah menjadi bagian dari gaya hidup kerja anak muda masa kini. Fleksibilitas, kreativitas, dan keinginan untuk mandiri secara finansial menjadi pendorong utama di balik tren ini. Namun, agar fenomena ini memberi manfaat jangka panjang, perlu adanya kesadaran akan pentingnya manajemen waktu, kesehatan mental, dan perencanaan keuangan yang matang.
Bagi generasi muda, bekerja tidak lagi sekadar mengejar gaji bulanan. Ini tentang membangun identitas, mengejar mimpi, dan menciptakan peluang dengan cara yang sesuai dengan zaman. Dunia kerja memang berubah, dan anak muda sedang memimpin perubahannya.
Oleh : Aditya Anggara, Pemerhati Sosial Politik Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial dan ruang publik diramaikan…
Oleh : Dian Susilawati, Pengamat Kebijakan Publik Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam menghadapi tantangan pelemahan ekonomi global…
Oleh: Dr. Mahpud Sujai, Pejabat Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh Sistem desentralisasi fiskal yang berlaku di Indonesia sejak…
Oleh: Diana Triwardhani, Dosen FEB UPN Veteran Jakarta Di era digital seperti sekarang ini, cara orang…
Oleh : Aditya Anggara, Pemerhati Sosial Politik Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial dan ruang publik diramaikan…
Oleh : Dian Susilawati, Pengamat Kebijakan Publik Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam menghadapi tantangan pelemahan ekonomi global…