Industri Sawit Menuju Transformasi Digital

NERACA

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional sebagai salah satu komoditas strategis unggulan.

Dalam upaya memperkuat transformasi industri sawit menuju keberlanjutan dan digitalisasi, Direktur Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, menekankan bahwa kelapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Dengan luas areal kelapa sawit nasional mencapai 16,8 juta hektar dimana sekitar 6,9 juta hektar merupakan perkebunan rakyat komoditas ini tidak hanya menopang devisa negara, tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi jutaan petani kecil.

“Industri kelapa sawit memiliki peran sentral dalam pembangunan nasional. Namun demikian, kita menghadapi berbagai tantangan global seperti isu perubahan iklim, persaingan pasar, serta tuntutan akan keberlanjutan. Untuk itu, transformasi digital menjadi keniscayaan,” tegas Ardi.

Lebih lanjut Ardi menjelaskan, Kementan berkomitmen mendorong peningkatan produksi dan produktivitas sawit rakyat melalui berbagai program yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), termasuk peremajaan sawit rakyat (PSR), pembangunan sarana dan prasarana, dukungan riset dan inovasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Ardi juga menyoroti pentingnya penguatan pola kemitraan antara perusahaan dan pekebun rakyat. Sejak era 1970-an, pemerintah telah mendorong model kemitraan melalui program NES, PIR, hingga Revitalisasi Perkebunan dan Peremajaan Sawit Rakyat.

Menurut Ardi, kemitraan yang sehat harus bersifat saling menguntungkan, menghargai, memperkuat, serta dilandasi rasa tanggung jawab bersama.

“Asosiasi petani kelapa sawit, pelaku usaha, dan pemerintah harus bersinergi dalam mencari titik temu menghadapi tantangan kemitraan, demi menciptakan iklim usaha yang sehat dan berkelanjutan ke depan,” tambah Ardi.

Sebelumnya, Presiden RI, Prabowo Subianto pun menyampaikan bahwa kelapa sawit Indonesia banyak diminati oleh sejumlah negara.  Hal ini diketahuinya setelah dirinya melakukan kunjungan kerja ke berbagai negara sejak dilantik menjadi Presiden ke-8 RI pada 20 Oktober 2024 lalu.

Dengan terbukti dari banyaknya pihak-pihak yang meminta kelapa sawit dari Indonesia. Presiden mengatakan, kelapa sawit bisa dikatakan sebagai miracle crop lantaran memiliki nilai ekonomi yang tinggi, banyak diminati oleh sejumlah negara.

Sebagaimana diketahui, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas penting bagi Indonesia, dengan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya komoditas utama ekspor non-migas. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor CPO dan turunannya mencapai US$2,27 miliar pada Februari 2025 atau naik 58,35% dibanding bulan sebelumnya US$1,44 miliar dan naik signifikan 89,54% dibanding Februari 2024.

Sementara itu, menurut data per 2023, komoditas ini paling banyak diekspor ke India, China, Pakistan, Amerika Serikat (AS), dan Bangladesh.  Komoditas CPO dan turunannya juga di ekspor ke sejumlah negara seperti Belanda, Spanyol, Mesir, Italia, Singapura, dan negara lainnya. 

Adapun, Presiden Prabowo beserta pemangku kepentingan terkait menggelar sarasehan ekonomi. Dalam kesempatan ini, pemerintah juga akan mengumumkan sikap pemerintah Indonesia atas isu global, termasuk tarif timbal balik Presiden Donald Trump.

Dalam sambutannya pada agenda Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI yang dihadiri investor, pengusaha hingga ekonom di Menara Mandiri mengatakan, “saya ke mana-mana semua nanya, semua minta kelapa sawit dari Indonesia, kelapa sawit dari Indonesia.”

Setelah itu, Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa butuh waktu 5-6 tahun untuk kelapa sawit bisa produktif.

"Jadi, dibutuhkan perencanaan, pemilihan personalia, pelaksanaan yang benar dan keteguhan, ketabahan dan kesabaran," tegas Presiden Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan bahwa negara sangat terbuka, transparan, dan kami buat buku strategi transformasi bangsa.

“Karena kita tidak mau pertumbuhan-pertumbuhan Indonesia bubar, kita tidak mau menjual kekayaan kita dengan murah, kita juga tidak mau menjual tanah kita kepada bangsa asing dengan murah, semua tujuannya persatuan Indonesia” ujar Presiden Prabowo.

Dengan itu, Presiden Prabowo juga mengatakan “swasembada pangan menjadi sasaran kita, tentunya industrialisasi agar perkembangan ekonomi kita meningkat.”

 

 

BERITA TERKAIT

Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD

Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD  Jakarta - Di jantung salah satu lapangan migas Indonesia, PT Pertamina…

Argentina Tertarik Investasi Pertanian di Indonesia

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menyambut baik ketertarikan Argentina untuk berinvestasi di sektor pertanian, yang dianggap sebagai salah satu pilar…

Pembangunan Industri Petrokimia Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus memacu pembangunan industri petrokimia dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar domestik yang…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD

Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD  Jakarta - Di jantung salah satu lapangan migas Indonesia, PT Pertamina…

Argentina Tertarik Investasi Pertanian di Indonesia

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menyambut baik ketertarikan Argentina untuk berinvestasi di sektor pertanian, yang dianggap sebagai salah satu pilar…

Industri Sawit Menuju Transformasi Digital

NERACA Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional…