Berat, Namun Triwulan I-2025 APBN Masih Terjaga Aman

 

Oleh: Marwanto Harjowiryono

Pemerhati Kebijakan Fiskal

 

Situasi perekonomian global sedang mengalami tekanan yang berat, terutama dipicu oleh kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Kebijakan ini secara efektif hampir mengakhiri era perdagangan bebas yang telah berlangsung lama. Rezim perdagangan global dipaksa berganti dengan tarif yang tinggi, terutama bagi negara-negara yang mengalami defisit neraca perdagangan dengan AS. Terjadi perang dagang yang menghimpit sebagian besar negara berkembang.

Akibatnya, perdagangan dunia dipastikan akan mengalami penurunan, dan banyak negara berpotensi terjerat masalah inflasi tinggi, pelemahan nilai tukar mata uang, dan penurunan pertumbuhan ekonomi. Ironisnya, selama beberapa dekade sebelumnya, AS justru menjadi pendukung utama perdagangan bebas dunia.

Di tengah tekanan ekonomi global yang berat ini, Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers,  Rabu (30/04), menyampaikan bahwa realisasi APBN hingga triwulan I-2025 masih cukup kuat dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan. APBN, meski dalam tekanan berat, masih dapat berperan sebagai shock absorber bagi perekonomian nasional.

Hingga triwulan I-2025, pendapatan negara mencapai lebih dari 17% dari target yang ditetapkan dalam APBN. Perkembangan yang menggembirakan adalah terjadinya titik balik peningkatan penerimaan perpajakan pada Maret 2025, yang sebelumnya melemah. Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan tren positif ini akan menjadi kunci keberhasilan penerimaan perpajakan hingga akhir Desember 2025.

Sementara itu, belanja negara hingga triwulan I-2025 telah mencapai hampir 17% dari rencana belanja yang tertuang dalam APBN 2025. Belanja negara kali ini memberikan pengaruh positif karena berhasil mendukung program perlindungan sosial, dan pada saat yang sama, mampu berperan sebagai shock absorber bagi perekonomian nasional di tengah situasi yang sulit.

Pemerintah berhasil mengendalikan defisit anggaran pada tingkat yang aman. Defisit tercatat sebesar Rp104,2 triliun, atau 16,9% dari target tahun 2025. Keseimbangan primer (primary balance) bahkan berada pada posisi positif Rp17,5 triliun, masih cukup aman bila dibandingkan dengan proyeksi 2025 yang diperkirakan  negatif Rp63,3 triliun.

Tingkat ketidakpastian global akibat penerapan tarif oleh AS dan tindakan balasan (perang dagang) telah berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global, serta mendorong peningkatan inflasi dan suku bunga. Situasi ini perlu diwaspadai, terutama dampaknya terhadap sektor keuangan dan sektor riil nasional pada tiga triwulan ke depan.

Realisasi belanja negara APBN 2025 mengalami pertumbuhan yang signifikan pada bulan Maret. Kondisi ini diharapkan dapat menjadi counter shock dan melindungi masyarakat dari dampak negatif tekanan ekonomi. Di sisi lain, perhatian terhadap efisiensi dan ketepatan sasaran belanja negara perlu ditingkatkan.

Meski menghadapi tantangan yang berat, APBN harus dijaga kredibilitas dan keberlanjutannya. APBN diharapkan dapat terus berperan sebagai instrumen stabilisasi, serta pendorong pertumbuhan ekonomi dan  kesejahteraan rakyat. Dalam sisa waktu mendatang, penerimaan negara harus terus dikawal dan ditingkatkan kinerjanya agar mampu mendukung kebutuhan belanja negara. Di sisi lain, belanja negara harus dapat difokuskan pada prioritas nasional, sementara pembiayaan defisit dari utang harus dikelola dengan hati-hati.

BERITA TERKAIT

Kebijakan Pro-Industri

Oleh: Febri Hendri Antoni Arief Juru Bicara Kementerian Perindustrian Kondisi industri manufaktur di dalam negeri terbukti menghadapi pukulan berat dari…

Survei Global Fourishing Harvard

Oleh: Pande K. Trimayuni  Ketua Forum Komunikasi Alumni (FOKAL) UI   Barusan saya membaca kiriman artikel di sebuah WA group…

Kopdes Merah Putih Syariah

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Sosialisasi program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih kini mulai gencar disosialisasikan ke berbagai daerah…

BERITA LAINNYA DI

Berat, Namun Triwulan I-2025 APBN Masih Terjaga Aman

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal   Situasi perekonomian global sedang mengalami tekanan yang berat, terutama dipicu oleh kebijakan…

Kebijakan Pro-Industri

Oleh: Febri Hendri Antoni Arief Juru Bicara Kementerian Perindustrian Kondisi industri manufaktur di dalam negeri terbukti menghadapi pukulan berat dari…

Survei Global Fourishing Harvard

Oleh: Pande K. Trimayuni  Ketua Forum Komunikasi Alumni (FOKAL) UI   Barusan saya membaca kiriman artikel di sebuah WA group…