Toba Pulp Berhenti Beroperasi Karena Bahan Baku

PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) menyampaikan berhenti beroperasi untuk sementara bukan akibat pemeliharaan alat maupun fasilitas lainnya, tetapi karena berkurangnya pasokan bahan baku (kayu). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Pasokan kayu berkurang dari sebagian wilayah kegiatan operasional yang perizinan berusaha pemanfaatan hutannya (PBPH) perseroan miliki. Hal ini disebabkan adanya klaim-klaim tanah yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di wilayah operasional PBPH perseroan. Dampak dari penghentian sementara tersebut terhadap kegiatan operasional adalah kehilangan hasil produksi selama penghentian sementara.

Meski demikian, perseroan menyebutkan bahwa tidak ada dampak hukum dari penghentian sementara operasional pabrik tersebut. Di sisi lain, manajemen turut mengakui bahwa penghentian produksi untuk sementara tersebut, dapat mengurangi penghasilan perseroan dari hilangnya hasil produksi sampai waktu yang telah ditentukan tersebut.

Selain itu, direksi Toba Pulp Lestari menyebut, kejadian ini turut berdampak pada ekonomi sekitar wilayah operasional pabrik, berupa penurunan perekonomian lokal, terutama di Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba. Dilihat dari laporan keuangan terbaru perusahaan, yakni periode kuartal III-2024, tanpa penghentian operasional pabrik pun, Toba Pulp Lestari masih membukukan rugi US$ 2,12 juta. Rugi bersih ini, telah membaik dari kondisi kuartal III-2023 yang mencatatkan kerugian US$ 15,47 juta.

Sementara itu, total penjualan bersih Toba Pulp sampai 30 September 2024, naik 16,4% (yoy) dari US$ 71,88 juta menjadi US$ 83,68 juta. Sebagai tambahan informasi, INRU merupakan perusahaan bergerak dalam bidang produksi dan perdagangan bubur kertas, bahan kimia dasar, produk kayu, dan pengembangan konsesi hutan tanaman industri.

 

 

BERITA TERKAIT

Pangsa Pasar Indocement Tumbuh 30,1%

Emiten produsen semen merek Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencetak pertumbuhan pangsa pasar di tengah pelemahan industri…

STAR AM Catat Dana Kelolaan Rp21,98 Triliun

Kuartal pertama 2025, PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM) mencatat kinerja positif. Dimana total dana kelolaan (Asset…

Multi Spunindo Buyback Saham US$3,26 Juta

PT Multi Spunindo Jaya Tbk. (MSJA) menyiapkan dana sebesar maksimal US$3,26 juta atau setara Rp54,36 miliar (asumsi Rp16.660 per dolar…

BERITA LAINNYA DI

Pangsa Pasar Indocement Tumbuh 30,1%

Emiten produsen semen merek Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencetak pertumbuhan pangsa pasar di tengah pelemahan industri…

STAR AM Catat Dana Kelolaan Rp21,98 Triliun

Kuartal pertama 2025, PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM) mencatat kinerja positif. Dimana total dana kelolaan (Asset…

Multi Spunindo Buyback Saham US$3,26 Juta

PT Multi Spunindo Jaya Tbk. (MSJA) menyiapkan dana sebesar maksimal US$3,26 juta atau setara Rp54,36 miliar (asumsi Rp16.660 per dolar…