Jakarta-Presiden Jokowi memastikan pemerintah melakukan integrasi smelter dan industri mineral. Hal ini agar Indonesia punya kesempatan untuk masuk dalam rantai pasok global, mengingat saat ini smelter di Indonesia masih terpencar di berbagai wilayah. Untuk itu, pemerintah memastikan smelter-smelter tersebut bisa terintegrasi.
NERACA
"Kita tidak berbicara Sumbawa Barat saja, NTB saja tapi berbicara nasional bahwa memang posisi tembaga ada di Sumbawa, di Papua; nikel ada di Sulawesi sebagian di Maluku Utara, 'tin' (timah) ada di Bangka Belitung; kemudian bauksit di Kalimantan Barat, ada di Bintan di Riau, yang sulit adalah smelter-smelter yang sudah jadi ini, kemudian turunan-turunan yang diproduksi ini diintegrasikan menjadi barang," ujar Presiden di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (20/6).
Barang jadi yang dimaksud Presiden Jokowi adalah baterai litium, baterai kendaraan listrik (electronic vehicle) dan produk lainnya. "Barang gedenya apa? Mobil listrik, kalau itu jadi ya itu ekosistem besar itu yang selesai kita bangun, itulah nanti yang melompatkan kita dari negara berkembang menjadi negara maju ya itu salah satunya," tutur Jokowi seperti dikutip Antara.
Dengan demikian, Indonesia bisa beralih dari mobil berbahan bakar bensin menjadi mobil listrik. Tentunya hal ini menjadi kesempatan Indonesia jadi negara maju, dengan masuk dalam rantai pasok global.
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan ini yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritaman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Presiden Komisaris PT AMNT Hilmi Panigoro, dan Presiden Direktur PT AMNT Rachmat Makkasau.
Smelter PT AMNT di Sumbawa Barat tersebut menelan biaya investasi 982 juta dolar AS atau setara Rp14,7 triliun namun jadwal pembangunannya sempat mundur karena pandemi Covid-19.
Hilirisasi Nikel
Pada bagian lain, Staf Khusus (Stafsus) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Irwandy Arif mengungkapkan perkembangan hilirisasi industri Mineral dan Batubara (Minerba) yang paling cepat adalah hilirisasi nikel.
"Memang kalau kita lihat yang paling pesat perkembangannya hilirisasi nikel, di mana sudah lebih dari 100 smelter yang ada yang mengarah kepada industri besi baja, dengan produk Nickel Pig Iron (NPI) dan feronikel," ujarnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9, belum lama ini.
Di samping itu, juga menyusul belasan smelter lainnya yang akan mengarah pada produksi baterai. Selain itu, untuk hilirisasi bauksit kini juga mengalami perkembangan. Tercatat ada 4 perusahaan yang sudah menghasilkan alumina dari bauksit.
"Kita lihat ada perkembangan juga yang terjadi di industri bauksit yang mengarah pada alumina dan aluminium. Jadi, dari industri bauksit ini ada 4 perusahaan sudah menghasilkan dari bijih bauksit ke alumina," ujarnya.
"Kemudian ada beberapa 1 atau 2, satu sudah eksis menghasilkan dari alumina ke alumunium, dan satu lagi berkembang di Kalimantan Utara untuk menghasilkan aluminium," tambahnya.
Sedangkan, untuk produk komoditas pertambangan lainnya yang sudah berkembang hiliriasainya adalah tembaga. Dimana terdapat 3 perusahaan besar yang melakukan hilirisasi industri tembaga yakni PT Freeport Indonesia, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. "Yang akan membangun pasti itu sudah berjalan ada 2, yaitu smelter yang ada di Gresik milik Freeport dan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Nusa Tenggara Barat," ujarnya.
Kemudian untuk hilirisasi industri bijih besi dan seng saat ini sedang dalam proses berkembang. Menurutnya, Pemerintah perlu mendorong perusahaan-perusahaan yang sedang membangun smelter dua komoditas tersebut. "Dari bijih besi, dan seng yang sedang jalan. Kalau kita lihat perkembangannya cukup cepat tetapi perlu dorongan Pemerintah untuk mereka-mereka yang sedang membangun smelter," ujarnya.
Pembangunan smelter ini jadi program Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempercepat hilirisasi tambang. Rencananya, pemerintah target mendirikan 53 smelter yang beroperasi hingga 2024.
Sebelumnya Irwandy mengatakan, dari 32 smelter tersebut, 20 di antaranya berdiri sendiri. Sedangkan 12 sisanya berintegrasi dengan tambang. "Saat ini, sudah dibangun 21 smelter, 5 terintegrasi dan 16 berdiri sendiri (stand alone) yang mayoritas merupakan smelter nikel," ujarnya seperti dikutip merdeka.com.
Adapun sejak bijih nikel dengan kadar di bawah 1,7 persen dilarang ekspor per 1 Januari 2020, ekspor barang setengah jadi atau jadi dari nikel bisa melonjak hingga USD 20,9 miliar pada 2021. Sebelumnya, ekspor bijih nikel tercatat berada di angka USD 1,1 miliar pada 2014.
Irwandy turut memaparkan program pemerintah agar negara tak lagi bergantung pada impor energi yang masih banyak dilakukan untuk produk LPG dan BBM. Itu dilakukan melalui penanaman investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi.
Irwandy beharap semua pihak dapat mendukung program tersebut. Sehingga tujuan kemandirian energi dan hilirisasi tambang dapat terwujud. "Hal itu guna memberikan kontribusi yang optimal bagi pembangunan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyambut baik kerja sama yang telah disepakati oleh perusahaan di Kabupaten Luwu Timur dengan sejumlah negara yaitu Brasil, China, dan Amerika Serikat (AS). Jokowi berharap, kerja sama tersebut dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan.
"Di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan akan ada kerja sama empat negara yang ke depannya kita harapkan memberikan kontribusi kepada PNBP di provinsi, di kabupaten, dan memberikan efek kesejahteraan kepada masyarakat. Itu yang kita inginkan," ujar Jokowi saat meresmikan Taman Kehati Swerigading Wallacea di PT Vale Indonesia, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Jokowi menilai, sejumlah perusahaan yang tergabung dalam kerja sama tersebut terdiri atas perusahaan-perusahaan raksasa di dunia. Harapannya, berharap kerja sama itu dapat meningkatkan perekonomian di Tanah Air, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan. "Kita harapkan efek ekonomi terhadap provinsi maupun terhadap negara kita nanti akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," tuturnya.
Jokowi lalu mengungkapkan alasan perusahaan-perusahaan itu tertarik untuk masuk ke Indonesia. Dia menjelaskan, salah satunya karena Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
"Ini yang perlu kita ingat bahwa cadangan nikel negara kita Indonesia adalah yang terbesar, nomor 1 di dunia, 25 persen cadangan nikel itu ada di negara kita. Itu kekuatan kita dan kita tidak ingin nikel itu habis karena diekspor mentahan bertahun-tahun. Oleh sebab itu sejak 2020 saya stop, enggak boleh ekspor dalam bentuk mentahan lagi, tapi harus barang setengah jadi atau barang jadi," ujarnya.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal mengandalkan program hilirisasi nikel guna mempercepat pembangunan 32 fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di 2023. bari/mohar/fba
NERACA Jakarta – Meski dihantui sentimen negatif perang dagang Amerika Serikat dan China, rupanya tren kinerja pasar modal dalam negeri…
Jakarta-Meski belum diumumkan resmi oleh Kemenkeu (APBN Kita), total utang pemerintah Indonesia hingga April 2025 hampir mencapai Rp 9.000…
Jakarta:Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya pemborosan pembelian pupuk subsidi oleh pemerintah sebesar Rp 2,92 triliun pada periode…
NERACA Jakarta – Meski dihantui sentimen negatif perang dagang Amerika Serikat dan China, rupanya tren kinerja pasar modal dalam negeri…
Jakarta-Meski belum diumumkan resmi oleh Kemenkeu (APBN Kita), total utang pemerintah Indonesia hingga April 2025 hampir mencapai Rp 9.000…
Jakarta:Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya pemborosan pembelian pupuk subsidi oleh pemerintah sebesar Rp 2,92 triliun pada periode…