NERACA
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai konflik antara Iran dan Israel yang kian memanas belum memberikan dampak langsung terhadap perekonomian Indonesia, namun tetap perlu diwaspadai terutama terkait potensi lonjakan harga minyak global. “Kalau kita lihat di Timur Tengah kan transmisinya relatif lambat, dan kita lihat tergantung harga minyak, dan harga minyak tentu beberapa negara punya kepentingan untuk menahan lonjakan harga minyak, jadi kita tunggu saja,” kata Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, akhir pekan kemarin.
Pernyataan ini disampaikan menyusul serangan udara Israel ke sejumlah titik di Iran pada Jumat pagi waktu setempat. Lalu dibalas oleh Iran ke Israel. Menanggapi potensi dampak terhadap nilai tukar rupiah, Menko menyebut bahwa dampak dari konflik tersebut bersifat sentimen, khususnya terkait kekhawatiran akan ketersediaan pasokan minyak. “Penjalarannya (dampak) karena Timur Tengah memang sudah ‘panas’, jadi relatif dari segi perdagangan itu tidak tertransmisi (terdampak), tetapi dari segi sentimen, ketersediaan supply minyak itu yang perlu kita perhatikan dulu,” ungkapnya.
Adapun konflik yang memanas di kawasan Timur Tengah turut mendorong harga minyak dunia naik ke kisaran 72-73 dolar AS per barel, lebih tinggi dari rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang berada di level 65,29 dolar AS per barel. Saat ditanya apakah pemerintah telah melakukan koordinasi khusus untuk mengantisipasi gejolak kawasan, Menko Airlangga menyebut bahwa pemantauan situasi masih dilakukan. “Ya kan baru tadi pagi, ya kita monitor dulu,” ucapnya.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) menyiapkan skenario reroute atau pengubahan jalur pelayaran logistik apabila konflik di Timur Tengah memanas. “Kalau kemarin-kemarin yang beberapa konflik, biasanya caranya reroute (pengubahan jalur), cari jalur pelayaran distribusi yang aman,” ujar VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso.
Mitigasi dampak nantinya akan dilakukan oleh Pertamina International Shipping (PIS) dan Pertamina Patra Niaga terkait seserius apa konflik yang berlangsung di Timur Tengah. Sejauh ini, kata dia, konflik yang terjadi antara Israel dan Iran belum berdampak kepada Pertamina. Oleh karena itu, reroute masih menjadi skenario mitigasi.
Selain reroute, Pertamina juga mempersiapkan diri untuk mengimpor dari negara lain yang berlokasi di luar kawasan Timur Tengah. “Sekarang bisa impor crude (minyak mentah) lebih fleksibel. Jadi, kami tidak terlibat kontrak panjang. Kami bisa modifikasi kalau ada gangguan di satu titik, bisa pindah misalnya (impor) dari Afrika,” kata Fadjar.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung cukup percaya diri dalam menghadapi gejolak harga minyak dunia pasca-serangan Israel ke Iran. Indonesia, ucap dia, mengusahakan peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri, sehingga meminimalisir pengaruh gejolak internasional terhadap stabilitas ketersediaan energi di dalam negeri.
Meningkatnya kembali ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah setelah saling serang antara Israel dan Iran menekan sentimen optimisme pasar global yang sempat tumbuh karena perkembangan positif dalam pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China. Kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut meningkatkan risiko investasi di berbagai sektor.
Meskipun pasar saham sempat terdongkrak oleh harapan tercapainya kesepakatan baru antara AS dan China --mitra dagang terpenting AS -- serta potensi kompromi dagang dengan negara-negara lain, perhatian investor kini kembali tertuju pada risiko geopolitik menyusul serangan Israel ke Iran. Setelah serangan tersebut, pergerakan tajam tercatat pada harga minyak Brent. Dengan meningkatnya kekhawatiran pasokan, harga minyak Brent sempat menyentuh level tertinggi sejak Februari, yakni 76,3 dolar AS per barel. Saat ini, harga Brent tercatat naik 5,4 persen menjadi 73,44 dolar AS per barel pada pukul 06.20 GMT (13:20 WIB).
Harga emas juga melonjak, dengan harga per ons mencapai 3.445 dolar AS pada Jumat sebelum stabil di kisaran 3.425 dolar AS, atau naik 1,1 persen. Kontrak indeks berjangka di Eropa dibuka negatif pada awal perdagangan akibat meningkatnya kekhawatiran perang.
BKPM Percepat Perbaikan Iklim INvestasi Lewat Deregulasi NERACA Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menekankan bahwa…
Menko IPK Targetkan Akses Air Bersih 100% pada 2045 NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko…
Lifting Minyak Disebut Mencapai 610 Ribu Barel Per Hari NERACA Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…
BKPM Percepat Perbaikan Iklim INvestasi Lewat Deregulasi NERACA Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menekankan bahwa…
Menko IPK Targetkan Akses Air Bersih 100% pada 2045 NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko…
Lifting Minyak Disebut Mencapai 610 Ribu Barel Per Hari NERACA Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…