NERACA
Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali sukuk berkelanjutan (sustainability sukuk) pada Juni tahun ini sebesar Rp3 triliun. Aksi korporasi ini, merupakan bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) senilai total Rp10 triliun yang sudah mendapatkan persetujuan sejak tahun lalu.
Senior Vice President ESG BSI, Rima Dwi Permatasari menyampaikan bahwa minat investor terhadap sukuk ini cukup tinggi.“Alhamdulillah permintaannya tinggi, tapi saya belum bisa konfirmasi jumlahnya berapa karena prosesnya masih terus berlangsung.” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, saat ini proses penerbitan masih dalam tahap book building. Tahun lalu, BSI berhasil menerbitkan sukuk senilai Rp3 triliun dalam tiga seri dengan tenor masing-masing 1, 2, dan 3 tahun. Imbal hasil yang ditawarkan berkisar antara 6,40% hingga 7,20%. Seri kedua yang direncanakan tahun ini diperkirakan memiliki struktur yang mirip. “Kalau seperti tahun lalu kan Rp3 triliun, tapi tahun ini kami belum bisa menginformasikan totalnya berapa,” ujar Rima.
Rencana penerbitan sukuk ini akan dilanjutkan hingga tahun depan sebagai bagian dari seri ketiga. Total nilai yang ditargetkan mencapai Rp10 triliun dalam kurun tiga tahun. Sukuk ini dirancang sebagai Sukuk Mudharabah Keberlanjutan, yang termasuk dalam pembiayaan untuk Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Sosial (KUBS).
BSI menyusun instrumen ini tidak hanya sebagai produk investasi, tetapi juga sebagai solusi finansial yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Dana yang dihimpun akan dialokasikan untuk mendanai proyek-proyek yang berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDG).
Sektor yang menjadi fokus pembiayaan terbatas pada sektor sosial dan hijau. Rima menyebutkan bahwa alokasi pembiayaan tahun ini diperkirakan tetap sama seperti tahun lalu. “60%-nya akan lari ke pembiayaan mikro ke UMKM, 40%-nya baru ke pembiayaan hijau,” katanya.
Selain itu, BSI juga menargetkan peningkatan partisipasi dari investor ritel. Tahun lalu, proporsi investor ritel mencapai sekitar 9%. “Tahun ini harusnya lebih banyak lagi. Kami mencoba untuk supaya masuk lebih banyak ke investor ritel,” ujar Rima.
Hingga kuartal I 2025, total pembiayaan berkelanjutan BSI telah mencapai sekitar Rp72 triliun. BSI menargetkan pertumbuhan pembiayaan ESG di kisaran 10% hingga 15% tahun ini. Dana dari sukuk ini akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek yang dilaporkan melalui sustainability report, seperti yang telah dilakukan pada tahun lalu.
Imbal hasil sukuk untuk tahun ini belum diungkapkan secara pasti, namun Rima menyarankan agar merujuk pada paparan publik terakhir yang telah disampaikan BSI. Sustainability Sukuk ini menjadi bentuk nyata komitmen BSI dalam mendukung ekonomi hijau dan inklusif. Dengan instrumen ini, BSI berharap bisa menciptakan dampak positif tak hanya secara finansial, tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan.
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…