Memliki Likuiditas Kuat - Pefindo Pertahankan Peringkat AA- Chandra Asri

NERACA

 Jakarta- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mempertahankan peringkat idAA- dengan prospek stabil untuk PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dan obligasi perseroan yang masih beredar. Informasi tersebut disampaikan Pefindo dalam laporannya yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Pefindo menjelaskan, peringkat ini diberikan kepada TPIA karena dinilai memiliki posisi strategis dalam industri petrokimia, disertai dengan likuiditas dan fleksibilitas keuangan perseroan yang kuat. Selain itu, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan dan kebijakan keuangan yang moderat, sensitivitas terhadap siklus industri, dan risiko terkait dengan ekspansi proyek-proyek baru.

Disamping itu, peringkat ini juga diberikan kepada TPIA setelah perseroan mengakuisisi perusahaan kilang minyak dan petrokimia yang berbasis di Singapura pada April 2025. Pefindo menilai, akuisisi ini dapat memperkuat integrasi vertikal dan diversifikasi produk perseroan. Meskipun begitu, Pefindo menilai, kinerja perseroan masih dibatasi oleh kondisi industri petrokimia yang kurang menguntungkan.

Bahkan, Pefindo mengatakan, bisa saja menurunkan peringkat TPIA jika terjadi penurunan secara berkepanjangan terhadap profil keuangan perseroan yang diakibatkan oleh penurunan harga produk.”Kami dapat menaikkan peringkat jika TPIA memperkuat manajemen operasinya yang tercermin pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan EBITDA lebih dari yang diproyeksikan dan berdampak positif bagi profil keuangan,” lanjutnya.

Selain itu, peringkat terhadap TPIA juga bisa berada di bawah tekanan jika perseroan melakukan ekspansi dengan utang yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan. Sebelumnya, TPIA melaporkan pendapatan bersih kuartal pertama 2025 meningkat 31,8% year-on-year (YoY) menjadi US$622,1 juta dari posisi US$471,9 juta pada kuartal I/2024.

Pendapatan bersih tersebut terdiri atas pendapatan kimia sebesar US$592,6 juta (naik 32,5% YoY) dan infrastruktur US$29,5 juta (naik 19,4% YoY). Sementara itu, beban pokok pendapatan ikut meningkat sebesar 19,4% yoy menjadi US$616,3 juta dari sebelumnya US$471,4 juta. Selanjutnya EBITDA tercatat US$21,7 juta atau meroket 1.870% dari sebelumnya hanya US$1,1 juta.

Direktur TPIA, Suryandi pernah bilang, pemulihan EBITDA itu mencerminkan pemulihan margin seiring dengan perbaikan kondisi pasar untuk produk perseroan walaupun laba kotor masih negatif."Meskipun masih terdapat beban keuangan, penyusutan rugi mencerminkan kemajuan dalam efisiensi operasional," ujar Suryandi.

Tercatat rugi bersih TPIA sebesar US$23,6 juta per kuartal I/2025, sudah membaik dari rugi bersih pada kuartal I/2024 sebesar US$32,6 juta. Pada saat yang sama, TPIA membukukan utang Obligasi jangka pendek senilai US$21,56 juta dan utang obligasi jangka panjang US$552,69 juta.

BERITA TERKAIT

Gandeng Dewan Masjid Indonesia - BTN Dukung Inklusi Keuangan Lewat Solusi Digital

Seiring dengan aspirasi menjadi bank transaksional pilihan masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) secara konsisten membuka akses perbankan…

LPCK Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris

NERACA Jakarta  –Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi usai Anand Kumar dan…

Reaksi Sahamnya Disuspensi - Manajemen Hotel Fitra Bantah Ada Intervensi

NERACA Jakarta -Perdagangan sahamnya disuspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran terjadi lonjakan harga membuat reaksi manajemen PT Hotel…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Gandeng Dewan Masjid Indonesia - BTN Dukung Inklusi Keuangan Lewat Solusi Digital

Seiring dengan aspirasi menjadi bank transaksional pilihan masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) secara konsisten membuka akses perbankan…

LPCK Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris

NERACA Jakarta  –Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi usai Anand Kumar dan…

Reaksi Sahamnya Disuspensi - Manajemen Hotel Fitra Bantah Ada Intervensi

NERACA Jakarta -Perdagangan sahamnya disuspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran terjadi lonjakan harga membuat reaksi manajemen PT Hotel…