NERACA
Jakarta -PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$8,12 juta atau atau Rp134,95 miliar (asumsi kurs Rp16.603 per dolar AS) per kuartal I/2025. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, laba bersih ESSA turun 20,39% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$10,21 juta atau Rp169,52 miliar. Kinerja lesu laba ESSA dipengaruhi oleh penurunan pendapatan 5,68% yoy menjadi US$69,62 juta atau Rp1,15 triliun pada tiga bulan pertama 2025, dibandingkan US$73,82 juta atau Rp1,22 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Raupan pendapatan ESSA paling banyak berasal dari segmen usaha amoniak yakni US$59,47 juta. Lalu, segmen usaha LPG menyumbang pendapatan sebesar US$10,14 juta. Di sisi lain, beban pokok pendapatan ESSA naik 1,43% yoy menjadi US$47,35 juta pada kuartal I/2025, dibandingkan US$46,69 juta pada kuartal I/2024. Alhasil, laba kotor ESSA pun susut 17,93% yoy menjadi US$22,26 juta pada periode yang berakhir 31 Maret 2025.
Presiden Direktur & CEO ESSA, Kanishk Laroya menjelaskan, catatan kinerja pada kuartal I/2025 ESSA terutama dipengaruhi oleh berkurangnya pasokan gas ke pabrik amoniak akibat kegiatan pemeliharaan di pemasok gas hulu, sehingga berdampak pada produksi amonia.
Harga amoniak dan LPG juga masing-masing mengalami sedikit penurunan sebesar 1% dan 0,4% dibandingkan kuartal I/2024. Namun, ke depan, harga amoniak diperkirakan akan tetap stabil dalam kisaran harga pada 2024."Kuartal I/2025 menunjukkan catatan kinerja operasional yang solid meskipun menghadapi pasokan gas yang lebih rendah dan kondisi pasar amoniak yang melemah,"jelasnya.
ESSA sendiri meraup aset sebesar US$667,2 juta pada kuartal I/2025. Sementara liabilitas ESSA mencapai US$102,9 juta. Ekuitas emiten sektor bahan baku, khususnya di industri kimia ini pun mencapai US$564,3 juta pada periode yang berakhir 31 Maret 2025. ESSA, melalui anak perusahaannya PT ESSA SAF Makmur (ESM), juga akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi hingga ±200.000 MT per tahun Sustainable Aviation Fuel (SAF), dengan target operasi komersial pada kuartal I 2028.
ESSA berkomitmen untuk mencapai manufacturing excellence, mendorong keberlanjutan lingkungan, dan tetap berada di garis depan perkembangan industri. Belum lama ini, perseroan menyetujui pembagian dividen sebesar Rp.10 per saham dengan total nilai Rp172,26 miliar atau dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. “Keputusan ini didukung oleh upaya deleveraging yang signifikan dan posisi kas ESSA sebesar US$ 63 juta, setelah seluruh kewajiban keuangan terselesaikan,”kata Kanishk Laroya.
Disampaikannya, pembagian dividen ini menegaskan kembali komitmen perseroan untuk terus memberikan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham. “Kombinasi antara peningkatan margin dan langkah deleveraging yang signifikan telah memungkinkan kami untuk membagikan imbal hasil yang lebih tinggi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen yang lebih besar untuk tahun 2024,”ungkapnya.
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…
NERACA Jakarta -Kuartal pertama 2025, PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun atau meningkat 1,26%…
NERACA Jakarta – Dalam rangka menjaga kesehatan keuangan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah fokus pada bisnis inti dan akan…
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…
NERACA Jakarta -Kuartal pertama 2025, PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun atau meningkat 1,26%…
NERACA Jakarta – Dalam rangka menjaga kesehatan keuangan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah fokus pada bisnis inti dan akan…