NERACA
Jakarta -Sepanjang kuartal pertama 2025, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) mencatat rugi bersih sebesar Rp11,32 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan priode yang sama tahun lalu masih membukukan laba bersih Rp12,74 miliar. Capaian negatif ini akhirnya menyeret laba per saham dasar perseroan ke level negatif Rp7 per saham dari sebelumnya positif di angka Rp8 per saham.
Perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin menyebutkan, rugi itu sejalan dengan kinerja pendapatan yang turun 17,54% secara tahunan menjadi Rp210,80 miliar. Secara terperinci, pendapatan tiket dari wahana wisata mengalami penurunan sebesar 23,94% year on year (YoY) menjadi Rp83,5 miliar. Adapun pendapatan tiket dari pintu gerbang juga melemah 16,90% YoY ke posisi Rp53,4 miliar pada Januari-Maret 2025.
Seiring dengan penurunan pendapatan, emiten pariwisata ini mencatat beban pokok sebesar Rp136,62 miliar atau turun 4,6% dari posisi tahun sebelumnya Rp143,14 miliar. Hal ini mengakibatkan laba bruto turun 34,1% YoY menjadi Rp74,18 miliar. Di samping itu, beban umum dan administrasi berada di angka Rp59,44 miliar, turun sedikit dari posisi Rp60,19 miliar.
Sementara itu, beban penjualan perusahaan melonjak 98,7% menjadi Rp6,25 miliar dari tahun sebelumnya Rp3,14 miliar. Alhasil, laba usaha turun 65,2% YoY menjadi Rp17,41 miliar. Ditambah dengan beban keuangan sebesar Rp18,95 miliar serta beban pajak final Rp5,89 miliar, PJAA mencatat rugi sebelum pajak sebesar Rp6,84 miliar atau berbalik dari laba Rp22,57 miliar.
Perseroan sebelumnya mencatat lonjakan kunjungan selama libur Lebaran 2025. Hingga 4 April 2025 atau hari kelima Lebaran, total pengunjung kawasan wisata Ancol mencapai 326 ribu orang, dengan puncak kunjungan tercatat pada H+2 Lebaran sebanyak 72 ribu orang dalam satu hari. Manajemen optimistis bahwa Ancol akan tetap menjadi destinasi rekreasi unggulan masyarakat, tak hanya saat musim liburan, tetapi juga sepanjang tahun.
Sebelumnya Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo seperti dikutip Bisnis pernah bilang, pertumbuhan kinerja Ancol masih tumbuh. Dimana hal ini akan didorong oleh hari libur yang cukup banyak pada 2025."Hari libur yang cukup banyak pada tahun 2025 akan mendorong masyarakat untuk rekreasi, dan ini berpotensi mendorong kinerja dari sisi top line PJAA," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa sektor pariwisata di Indonesia pada 2025 masih akan cukup menarik, mengingat mobilitas masyarakat yang meningkat ketika adanya libur hari besar. Adapun di sisi lain, dia menyampaikan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan turis juga masih tercatat tumbuh pada November lalu sebesar 17,27% secara year on year (YoY).
Emiten milik Pemda DKI Jakarta, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) telah membukukan laba bersih Rp177,79 miliar sepanjang 2024. Posisi laba bersih itu terkoreksi 24,39% dibandingkan dengan torehan pada 2023 di level Rp235,17 miliar. Performa bottom line PJAA turut dipengaruhi oleh realisasi pendapatan sepanjang 2024.
Penetrasi dan ramaikan pasar AC dalam negeri, Xiaomi Indonesia meluncurkan Mijia Air Conditioner Pro Eco 5-Star 1 PK Inverter dengan…
Dari limbah sampah menjadi berkah, hal inilah yang dilakukan Zara Tentriabeng (43), pemilik Hexagon yang memproduksi perhiasan berbahan baku limbah…
Program pemerintahan Prabowo Gibran dalam mewujudkan ketanan pangan, rupanya telah dilakukan kelompok tani (Poktan) Mekar Permai di Pamulang, Tangerang Selatan…
Penetrasi dan ramaikan pasar AC dalam negeri, Xiaomi Indonesia meluncurkan Mijia Air Conditioner Pro Eco 5-Star 1 PK Inverter dengan…
Dari limbah sampah menjadi berkah, hal inilah yang dilakukan Zara Tentriabeng (43), pemilik Hexagon yang memproduksi perhiasan berbahan baku limbah…
Program pemerintahan Prabowo Gibran dalam mewujudkan ketanan pangan, rupanya telah dilakukan kelompok tani (Poktan) Mekar Permai di Pamulang, Tangerang Selatan…