Performa IHSG Lebih Baik dari Sejumlah Negara

NERACA

Jakarta- Kembali anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga berujung trading halt atau penghentian sementara perdagangan, memberikan kecemasan bagi para investor akan potensi lebih buruk lagi. Meskipun demikian beberapa analis masih menyakini, kinerja pasar saham Indonesia akan kembali tumbuh positif.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, performa IHSG Indonesia lebih baik dari sejumlah negara yang menunjukkan pelaku pasar merespons positif ketahanan ekonomi Indonesia.“Saya akui memang jauh lebih baik, sebab market merespons positif resiliensi perekonomian Indonesia,”ujarnya.

Pasar global anjlok akibat tarif Amerika Serikat (AS) dan retaliasi China, mendorong alih investasi ke aset lindung nilai atau safe haven assets. Namun demikian, performa pasar Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya dan Amerika Serikat. Hal ini tercermin dari data yang dipaparkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4).

Menkeu Sri Mulyani mencatat IHSG melemah 7,8% per 8 April 2025 terhadap 2 April, yaitu hari pengumuman tarif Presiden Trump di “Liberation Day". IHSG sendiri pada full day 8 April ditutup turun 7,9% ke 5.996,14. Performa pasar Indonesia ini lebih baik dari pelemahan pasar di Italia yang sebesar 14,2%, Argentina 14%, Vietnam 13,8%, Prancis 11,9%, Singapura 11,8%, Jerman 11,6% dan bahkan indeks market AS sendiri yang merosot 10,7%.

Indonesia juga lebih baik dari Inggris yang merosot 10,5%, Kanada melemah 9,7%, Thailand turun 9,1%, dan Jepang yang merosot 8,2%. Lebih lanjut, Nafan mengatakan paparan ekspor Indonesia ke AS hanya 2% dari PDB, terendah di Asia Tenggara (dibanding Thailand 11% dan Malaysia 10%). Adapun meski produk Indonesia dikenakan tarif resiprokal AS sebesar 32%, tarif ini masih lebih rendah dibanding negara pesaing seperti Bangladesh, Kamboja, China, Sri Lanka, dan Vietnam yang dikenai bea masuk 37-49%.

Penerapan tarif resiprokal ke Indonesia oleh AS ini malah bisa memperkuat daya saing Indonesia dalam menarik investasi asing langsung (FDI).“Insentif dari pemerintah juga menarik sekali dan ditunggu oleh para pelaku pasar,” ujar Nafan.

Sementara itu, Verdhana Sekuritas mencatat bahwa Indonesia melihat tarif resiprokal AS sebagai peluang strategis dan Indonesia akan menggunakan pendekatan konsiliatif, yakni mengalihkan impor ke produk-produk AS, seperti pertanian, energi, teknologi. Menurut Verdhana, pendekatan ini sangat dimungkinkan.

Selain itu, insentif fiskal juga akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan impor AS dan mempertahankan daya saing ekspor. Adapun kuota, lisensi, dan hambatan impor lainnya akan dihapuskan untuk meningkatkan kemudahan berbisnis.“Ini adalah sebuah perkembangan besar yang disambut baik oleh komunitas bisnis. Persyaratan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) juga akan beralih dari mandat yang kaku ke kerangka kerja berbasis insentif untuk meningkatkan daya saing,” tulis Verdhana. 

 

BERITA TERKAIT

BEI Luncurkan Media Edukasi - Tingkatkan Pemahaman Soal Waran Terstruktur

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…

RMK Energy Kemas Laba Bersih Rp51,5 Miliar

NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…

Melesat Tajam, Laba Elang Mahkota Capai Rp 3,6 Triliun

NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

BEI Luncurkan Media Edukasi - Tingkatkan Pemahaman Soal Waran Terstruktur

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…

RMK Energy Kemas Laba Bersih Rp51,5 Miliar

NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…

Melesat Tajam, Laba Elang Mahkota Capai Rp 3,6 Triliun

NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…