NERACA
Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Asia Council for Small Business (ACSB) duduk bersama membahas peluang kerja sama, khususnya untuk memaksimalkan Program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Program yang diinisiasi Kemendag tersebut bertujuan untuk mendorong para UMKM untuk ekspor.
Mentteri Perdagangan, Budi Santoso mengungkapkan, “Kemendag membahas peluang kerja sama dengan ACS Buntuk meningkatkan Program UMKM BISA Ekspor. Kemendag mengajak lebih banyak pemangku kepentingan ekspor dan UMKM untuk ikut memaksimalkan program ini. Kami harap, lebih banyak ekspor dapat didorong melalui Program UMKM BISA Ekspor.”
Selain itu, peningkatanUMKMBISA Ekspor dilakukan melalui empat cara. Pertama, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dibawah ACSB bersama Indonesia Marketing Association (IMA) dapat berperan sebagai agregator UMKM.
Agregator UMKM tersebut kemudian dapat ikutsertadalam program business matching untuk mendukung UMKM BISA Ekspor.
Kedua, ACSB melalui Markplus dapat mendukung pelatihan atau sekolah bagi calon perwakilan perdagangan (perwadag). Ketiga, ACSB dapat berperan dalam pembinaan UMKM.
Keempat, Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dapat berpartisipasi pada side event kegiatan ACSB yang bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) di Milan, Italia, pada 5—7 Mei 2025.
Terkait pelaksanaan UMKM BISA Ekspor, Budi menyampaikan, pada Januari 2025,tercatat telah terlaksana 72 kegiatan penjajakan bisnis (business matching) yang terdiri atas 40 pitching dengan perwadag dan 32 pertemuan dengan buyer.
Pada business matching tersebut, dihasilkan jumlah transaksi sebesar USD5,22jutadengan rincian sebesar USD 1,55 juta berupa Purchase Order (PO) dan USD3,67 juta berupa potensial transaksi dalam bentuk MoU.
Sementara itu, pada Januari 2025, terdapat 196 UMKM yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan business matching. Sektor UMKM yang diminatidalam business matching, antara lain, makanan dan minuman (mamin), kopi, rempah-rempah, furnitur, kerajinan tangan, alat kesehatan, dan produk kimia.
Di sisi lain, business matching berhasil mempertemukanUMKM denganlebih dari 25 buyerdilebih dari 10 negara mitra dagangyang secara aktif menjajaki peluang kerja sama dengan eksportir.
Tidak hanya itu, sebelumnya Kemendag juga menggandeng Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap bersinergi mendukung ekspor oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Budi berharap, sinergi dengan Kementerian BUMN akan semakin memperkuat dukungan bagi Program UMKM BISA Ekspor.
“Kami bertemu Menteri BUMN hari ini untuk mendapatkan dukungan bagi Program UMKM BISA Ekspor. Kami lihat, Kementerian BUMN telah banyak mendukung UMKM mulai dari pelatihan hingga pendanaan. Hal ini lah yang kami perlukan untuk memperkuat daya saing UMKM sehingga dapat mendunia dengan ekspor ke berbagai negara,” kata Budi.
Budi pun berharap, sinergi Kemendag dan Kementerian BUMN dapat semakin terjalin erat. Sinergi tersebut diperlukan untuk mencetak lebih banyak UMKM untuk go global. Sinergi juga berperan untuk mendorong lebih banyak UMKM binaan Kementerian BUMN dan binaan BUMN untuk bergabung dalam UMKM BISA Ekspor.
Sebelumnya, Budi para pelaku UMKM, khususnya di Kota Bandung, untuk memanfaatkan program peningkatan ekspor dari Kemendag.
Budi pun berharap, program tersebut menjadi pendorong bagi UMKM untuk menjadi eksportir dan menyasar pasar global.
Budi menekankan pentingnya membuka akses pasar bagi UMKM. Menurutnya, kerja sama dengan perwakilan perdagangan RI dan agregator di luar negeri dapat memperluas peluang pelaku usaha Indonesia untuk masuk pasar ekspor dengan cara mengikut sertakan pada setiap ajang pameran internasional.
Pelaku UMKM untuk bergabung dalam salah satu program Kemendag, yakni UMKM BISA Ekspor. Program ini adalah pendampingan UMKM untuk meningkatkan kapasitas produk serta pemasarannya.
UMKM BISA Ekspor juga menawarkan fasilitas pelatihan sehingga UMKM peserta mampu beradaptasi dalam menghadapi tantangan pasar global.
"Kemendag terus mendukung usaha-usaha dan industri kita dengan berbagai cara agar mereka dapat terus meningkatkan kemampuan ekspor. Namun demikian, hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah peningkatan daya saing," tegas Budi.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, program kedua kementerian yang berpihak pada UMKM memiliki potensi untuk disinergikan.
Menurut Erick, potensi-potensi yang ada perlu dimaksimalkan untuk mendukung UMKM agar bisa go international.
“Kami melihat potensi sinergi Kementerian BUMN dengan Kemendag, terutama terkait UMKM untuk bisa go international. Kami coba maksimalkan hal tersebut. Kementerian BUMN bisa berpartisipasi dalam ekosistem ekspor yang dibangun Kemendag. Ada banyak BUMN yang juga selama ini membantu perkembangan UMKM,” kata Erick.
NERACA Trenggalek – Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar ajang Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro yang ke-2…
NERACA Bogor – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas eskpor perdana produk sekam bakar (rice husk charcoal) ke Belanda. Menurut Roro, ekspor…
KKP Gandeng Rusia Permudah Ekspor Ikan Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka perundingan dengan otoritas kompeten Rusia Rosselkhoznadzor…
NERACA Trenggalek – Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar ajang Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro yang ke-2…
NERACA Bogor – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas eskpor perdana produk sekam bakar (rice husk charcoal) ke Belanda. Menurut Roro, ekspor…
KKP Gandeng Rusia Permudah Ekspor Ikan Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka perundingan dengan otoritas kompeten Rusia Rosselkhoznadzor…