Indonesia Ekspor 10 Kontainer Produk Turunan Sawit Ke India

NERACA

Deli Serdang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor sepuluh kontainer produk turunan sawit, yaitu oleochemicals berupa split fatty acid dan crude glycerine, senilai USD420 ribu atau  setara Rp6,75 miliar ke India. Pelepasan ekspor dilakukan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Produk oleochemicals yang diekspor merupakan produksi The Vegetable Vitamin Foods Company (PT VVF Indonesia),anak perusahaan dari grup VVF.

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan, pemerintah menjamin pengembangan industri kelapa sawit agar lebih berkelanjutan.  Upaya itu dijalankan melalui kebijakan-kebijakan yang diarahkan untuk menciptakan dan menjaga keseimbangan antara kebutuhanpasar domestik dan internasional. Kebijakan-kebijakan tersebut juga mendorong terlaksananya hilirisasi nasional.

“Pelepasan ekspor produk turunan sawit merupakan bukti nyata sinergi pemerintah dan swasta dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dukungan pemerintah bagi sektor kelapa sawit diberikan melalui penerbitan kebijakan maupun melalui kemudahan akses pasar bagi sawit Indonesia dalam perjanjian perdagangan. Semua pihak kami harap bisa bersinergi dalam mendorong pengembangan komoditas strategis ini,” kata Budi.

Budi Santoso menerangkan, dalam perdagangan global,Indonesia menempati peringkat pertama sebagai eksportir produk split fatty acid yang menguasai pangsa pasar sebesar 40,97 persen.

Sementara itu, produk crude glycerine Indonesia juga menjadi nomor satu dunia dengan pangsa pasar 32,02 persen. Nilai ekspor kedua produk turunan sawit ini pada Januari—September 2024 sebesar USD1,05 juta, atau naik 6,91 persen dibanding periode yang sama pada 2023.

Tren ekspor split fatty acid dan crude glycerine Indonesia dalam lima tahun terakhir sebesar 28,38 persen. India merupakan negara tujuan ekspor utamabagi kedua produk ini.

Budi mengapresiasi PT VVF Indonesia atas komitmennya untuk terus meningkatkan investasi di Indonesia. PT VVF Indonesia merupakan anak perusahaan dari grup VVF yang didirikan di India.

Budi berharap, pelepasan ekspor produk oleochemical hari ini memotivasi produsen produk turunan sawit lainnya untuk menggencarkan ekspor.

Dalam dunia industri, Oleochemicals diaplikasikan pada pangan (minyak goreng dan margarin), kosmetik  (pelembab dan sabun), farmasi (obat-obatan), energi (biodiesel), serta kimia (pembersih dan pelarut).

“Selamat dan terima kasih PT VVF Indonesia atas kerja kerasnya dalam mendorong peningkatan ekspor produk sawit Indonesia. Semoga pelepasan ekspor ini menjadi motivasi bagi pelaku usaha dalam mengakselerasi peningkatan ekspor produk sawit Indonesia ke pasar global,” kata Budi.

Budi berharap PT VVF Indonesia dapat terus berkomitmen terhadap hilirisasi sesuai kebijakan   pemerintah. “Hilirisasi ini akan memberdayakan ekonomi kita, ekosistem UMKM dengan perusahaan akan ada pola kemitraan strategis,” harap Budi.

Atas dasar itulah Budi mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga dan meningkatkan ivestasi. “Kebijakan pemerintah mendukung investasi ini, termasuk juga bagaimana kebijakan pemerintah daerah mendukung investasi untuk masuk, menjaga investasi agar kondusif agar tidak pergi dari Indonesia,” ungkap Budi.

Budi  juga menyampaikan komitmen Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk memperkuat kinerja perdagangan Indonesia. Kemendag memiliki tiga program utama, yaitu Pengamanan Pasar Dalam Negeri; Perluasan Pasar Ekspor; serta Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).

Terkait hilirisasi sawit pemerintah Indonesia melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, memacu pertumbuhan ekonomi nasional ke level 6-8 persen. Sebagai salah satu upayanya, Pemerintah menetapkan kebijakan pengembangan 10 industri prioritas, di antaranya bagi industri agro.

Pengembangan tersebut antara lain dilakukan melalui strategi hilirisasi yang ditujukan untuk memperdalam struktur industri dari hulu ke hilir, serta didasarkan pada ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu komoditas yang berhasil dioptimalkan potensi ekonominya melalui hilirisasi adalah kelapa sawit. Pada komoditas kelapa sawit, perkembangan jumlah/jenis produk turunan yang dapat dihasilkan oleh industri dalam negeri meningkat dari 48 jenis di tahun 2011, menjadi sekitar 200 jenis di tahun 2024.

“Hal ini tentunya meningkatkan kompleksitas produk nasional secara signifikan. Di samping itu, Indonesia juga tercatat sebagai negara pertama yang mengimplementasikan B30 di dunia, dan akan terus kita tingkatkan menjadi B40, bahkan kita harapkan dapat mencapai B100 di masa yang akan datang,” Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

 

 

BERITA TERKAIT

Investasi Sapi Betina Solusi Ketergantungan Impor Daging

NERACA Jakarta –  Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong investasi untuk meningkatkan populasi sapi hidup di Indonesia…

KKP Buka Peluang Investasi di Sentra Garam Rote Ndao

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka peluang investasi untuk pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di…

Januari - Mei 2025, Total Transaksi Business Matching UMKM Tembus USD 68,65 Juta

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah  (UMKM) ke kancah perdagangan global. Penjajakan bisnis…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Stok Pupuk Aman, Penggunaan Pupuk Subsidi Dioptimalkan

NERACA Jakarta – Memasuki musim tanam kedua, Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau para petani seluruh Indonesia untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk bersubsidi.…

Presiden Prabowo Sukses Laksanakan Leaders Retreat Perdana - Hubungan Bilateral Indonesia " Singapura Diperkuat

NERACA Singapura – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto sukses melaksanakan kunjungan kenegaraan perdananya ke Singapura sejak dilantik pada Oktober 2024…

Kesepakatan bilateral Indonesia-Uzbekistan Perluas Kerja Sama

NERACA Jenewa – Pemerintah Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap proses aksesi Uzbekistan untuk menjadi anggota World Trade Organization (WTO). Dukungan…