NERACA
Lebak - Perum Bulog Lebak-Pandeglang menyerap beras petani hingga mencapai 18.500 ton petani sepanjang Januari sampai awal Mei 2025.
"Penyerapan beras sebanyak 18.500 ton itu hingga melebihi target yang ditetapkan kantor pusat 16.000 ton," kata Kepala Cabang Perum Bulog Lebak-Pandeglang Agung Trisakti dalam keterangannya di Warunggunung Lebak, Banten, Minggu (11/5).
Perum Bulog Lebak - Pandeglang telah membuktikan komitmennya untuk mendukung Program Astacita Pemerintah dalam upaya mewujudkan swasembada pangan juga peningkatan pendapatan petani. Karena itu, pihaknya mengoptimalkan penyerapan gabah kering panen (GKP) hasil panen petani di wilayah Lebak-Pandeglang.
Perum Bulog menyerap gabah petani 30.300 ton atau 18.500 ton setara beras untuk dijadikan stok cadangan beras pemerintah (CBP).
"Kami membeli gabah petani itu sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram (kg)," kata Agung.
Ia mengatakan, pihaknya optimistis penyerapan gabah/beras berdampak positif pada kesejahteraan petani juga program swasembada pangan dapat tercapai.
Ia mengatakan petani di daerah itu sesudah panen kembali melakukan percepatan tanam.
"Kami meyakini harga gabah Rp6.500/kg itu menguntungkan petani," katanya.
Agung menjelaskan bahwa penyerapan gabah/beras ini berlangsung selama musim panen raya dan dipastikan terus dilakukan jika masih terdapat panen pada lokasi-lokasi tertentu.
Perum Bulog melakukan penyerapan beras/gabah berkolaborasi dengan sejumlah pihak seperti kelompok tani, Dinas Pertanian, Babinsa dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
"Kami berkomitmen terus melakukan penyerapan beras/gabah guna mendukung program swasembada pangan," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Multi Tani 2 Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak Suryani mengaku bahwa petani senang karena Bulog menerima gabah dengan harga Rp6.500 per kg.
Harga tersebut, kata dia, menguntungkan petani dengan penyerapan gabah sebesar Rp6.500 per kg.
“Jika produktivitas gabah 5 ton/hektare dengan harga Rp6.500/kg maka total pendapatan Rp32,5 juta/hektare. Pendapatan sebesar itu bisa meraup keuntungan bersih Rp20 juta dan sisanya Rp12,5 juta biaya produksi pengolahan,” kata Suryani. Ant
NERACA Jakarta – Menandai 30 tahun perjalanan bersama keluarga Indonesia, Sun Life Indonesia kembali meluncurkan program Hoops + Health berkolaborasi…
NERACA Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia resmi membuka Konferensi ke-19 *Parliamentary Union of the OIC Member…
NERACA Jakarta - Sidang hari pertama Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) di Gedung DPR RI, Jakarta,…
NERACA Jakarta – Menandai 30 tahun perjalanan bersama keluarga Indonesia, Sun Life Indonesia kembali meluncurkan program Hoops + Health berkolaborasi…
NERACA Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia resmi membuka Konferensi ke-19 *Parliamentary Union of the OIC Member…
NERACA Jakarta - Sidang hari pertama Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) di Gedung DPR RI, Jakarta,…