Neraca, Pangan lokal bukan sekadar warisan budaya, melainkan fondasi penting dalam membangun gizi bangsa dan kemandirian pangan nasional. Semangat ini mengemuka dalam Indonesia Culinary Art (ICA) Chef Expo 2025, yang resmi dibuka oleh Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/5).
Dengan mengangkat tema "Penguatan Konsumsi Pangan Lokal dan Edukasi Gizi Seimbang", ICA Chef Expo 2025 menjadi panggung strategis untuk membumikan prinsip konsumsi Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Acara ini menyasar edukasi gizi secara luas, khususnya kepada generasi muda yang menjadi pilar masa depan bangsa.
“Ketahanan pangan harus diwujudkan secara holistik. Tidak cukup hanya dengan intensifikasi dan ekstensifikasi produksi, tetapi juga melalui diversifikasi konsumsi. Kita harus optimalkan sumber daya lokal seperti singkong, jagung, sorgum, ikan, dan jamur—semuanya bisa menjadi sumber gizi utama yang mudah diakses dan terjangkau,” tegas Arief dalam sambutannya.
Arief menekankan pentingnya membangun pola makan sehat sejak dini. Hal ini sejalan dengan program prioritas nasional, Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. “Membangun masa depan dimulai dari piring makan anak-anak kita. Dan makanan bergizi itu tidak harus mahal, asal kita mau menggali potensi pangan yang kita miliki sendiri,” tambahnya.
Sebagai bentuk konkret edukasi, ICA dan NFA menghadirkan demo masak langsung yang menampilkan kreasi menu berbasis pangan lokal dengan pendekatan gizi B2SA. Chef profesional ICA mengolah bahan seperti ikan tuna dan jamur menjadi sajian bergizi, menarik, dan mudah diaplikasikan di rumah tangga maupun kantin sekolah.
“Chef hari ini bukan hanya soal rasa, tapi juga soal tanggung jawab sosial. Dapur harus jadi ruang edukasi gizi yang menyenangkan,” kata Slamet Jarwanto, Ketua ICA sekaligus Chief Event ICA Chef Expo 2025. Ia menambahkan bahwa makanan adalah medium ampuh untuk menanamkan kebanggaan pada pangan lokal sejak dini.
ICA Chef Expo 2025 bukan sekadar ajang kompetisi kuliner, tapi juga ruang regenerasi profesi dan kolaborasi lintas sektor. Acara ini melibatkan siswa SMK, mahasiswa kuliner, pelaku UMKM pangan lokal, hingga komunitas chef muda dari berbagai daerah. Keterlibatan mereka membuktikan bahwa dunia kuliner bisa menjadi motor penggerak perubahan pola konsumsi masyarakat.
Indonesia memiliki lebih dari 77 jenis sumber karbohidrat non-beras serta ratusan jenis protein nabati dan hewani lokal. Namun, sebagian besar masih belum tergarap maksimal. Padahal, diversifikasi konsumsi pangan dapat mendorong penurunan angka stunting, yang menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023 masih berada di angka 21,5%.
“Edukasi pangan lokal harus dimulai dari rumah dan sekolah. Kami terus mendorong kolaborasi antara chef, pendidik, UMKM, dan pemerintah agar anak-anak kita makan lebih sehat sekaligus bangga terhadap kekayaan kuliner bangsa sendiri,” ujar Arief.
Melalui Chef Expo 2025, Badan Pangan Nasional berharap munculnya tren baru dalam dunia kuliner yang tidak hanya mengedepankan cita rasa dan tampilan, tetapi juga nilai gizi dan kontribusinya terhadap ketahanan serta kedaulatan pangan nasional.
TARGET PENYALURAN KUR UMKM : Pekerja meyelesaikan pembuatan miniatur pesawat terbang di Anglo Air Craft Model, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa…
JUMLAH PENUMPANG ANGKUTAN LAUT NAIK : Penumpang berdiri di atas kapal yang akan bersandar di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten,…
KOMITMEN BERKELANJUTAN GENERALI INDONESIA : President Director / CEO Generali Indonesia Rebecca Tan (kedua dari kiri) didampingi Chief Marketing Officer…
TARGET PENYALURAN KUR UMKM : Pekerja meyelesaikan pembuatan miniatur pesawat terbang di Anglo Air Craft Model, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa…
JUMLAH PENUMPANG ANGKUTAN LAUT NAIK : Penumpang berdiri di atas kapal yang akan bersandar di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten,…
KOMITMEN BERKELANJUTAN GENERALI INDONESIA : President Director / CEO Generali Indonesia Rebecca Tan (kedua dari kiri) didampingi Chief Marketing Officer…