NERACA
Jakarta – Kejar pertumbuhan jumlah emiten baru, PT BRI Danareksa Sekuritas tengah mempersiapkan tiga perusahaan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Initial Public Offering (IPO) pada kuartal keempat tahun ini. “Kalau marketnya mendukung, kami sudah siapkan 2 atau 3 IPO di kuartal empat nanti,”kata Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas, Laksono Widito Widodo di Jakarta, kemarin.
Ketiga perusahaan yang akan melantai ini berasal dari sektor properti, kimia, dan satu sektor lain yang belum disebutkan. Aset dari masing-masing perusahaan tersebut diperkirakan mencapai Rp250 miliar lebih. Adapun target dana yang akan dihimpun melalui IPO berkisar antara Rp150 miliar hingga Rp300 miliar.”Kalau asetnya memang ada sekitar Rp250 miliar, dan target dana dari IPO-nya antara Rp150 miliar hingga Rp300 miliar, tergantung kondisi pasar,”ujarnya.
Saat ini, proses IPO ketiga perusahaan tersebut masih berjalan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, Laksono mengakui bahwa belum ada yang mencapai tahap permintaan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).“Kita masih menunggu market, sambil prosesnya terus berjalan di IDX. Tapi, belum sampai tahap OJK sih,”kata Laksono.
Untuk indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga akhir tahun, lanjutnya, dirinya memprediksi bisa mencapai angka 8.000. Prediksi ini didasarkan pada skenario jika suku bunga Amerika Serikat (AS) benar-benar turun dan rupiah terus stabil di bawah Rp16.000 per dolar AS.
Disampaikannya, faktor-faktor seperti penurunan suku bunga, stabilitas rupiah, dan terbentuknya kabinet baru menjadi kunci utama yang akan mendorong IHSG menuju angka tersebut. Untuk semester kedua tahun 2024, Laksono mengungkapkan bahwa sektor perbankan dan properti menjadi yang paling menarik bagi para investor. Kedua sektor ini dinilai sangat dipengaruhi oleh suku bunga. Jika suku bunga turun, maka sektor perbankan dan properti berpotensi mengalami pertumbuhan yang signifikan.“Secara logika, sektor yang terpengaruh oleh interest rate, seperti perbankan dan properti, akan menjadi pilihan utama jika suku bunga benar-benar turun,” tambah Laksono.
Bank sentral AS diperkirakan bakal menurunkan suku bunga pada September 2024. Langkah ini diproyeksikan bakal diikuti oleh Bank Indonesia. Sebelumnya Mirae Aset Sekuritas mendorong pelaku pasar untuk cermat dalam bertransaksi di tengah volatilitas pasar yang tinggi. Dimana investor disarankan untuk bertransaksi aktif jangka pendek pada saham-saham berfundamental kuat serta memperhatikan kondisi makro ekonomi serta pergerakan pasar saham global. “Salah satu cara memperhatikan sisi fundamental tersebut, investor dan trader perlu memantau laporan keuangan emiten di bursa yang akan segera menyampaikan laporan keuangan kuartal II/2024. Investor juga bisa memanfaatkan momentum, mengoleksi saham berfundamental kuat ketika pasar terkoreksi,”kata Roger MM, Head of Investment Solution Mirae Aset.
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan kebutuhan modal untuk mendanai pengembangan bisnisnya menjadi alasan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) absen untuk…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendukung pertumbuhan bisnisnya, PT Mandiri Tunas Finance (TUFI) berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VII Tahap…
NERACA Jakarta -Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/6) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah…
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan kebutuhan modal untuk mendanai pengembangan bisnisnya menjadi alasan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) absen untuk…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendukung pertumbuhan bisnisnya, PT Mandiri Tunas Finance (TUFI) berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VII Tahap…
NERACA Jakarta -Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/6) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah…